Rayakan Lebaran dengan 4 Balutan Tradisi Khas Cirebon

tradisi cirebon saat lebaran/foto:esatu.com
tradisi cirebon saat lebaran/foto:esatu.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV Sebagai kota yang memiliki sejarah panjang, Cirebon punya banyak tradisi khususnya saat Lebaran. Bahkan tradisi Lebaran itu terdokumentasikan dalam catatan koran Hindia-Belanda Soarabaiasch-Handelsblad edisi 22 November 1907.

Dalam koran tersebut diceritakan, tentang semarak Lebaran. Para penduduk Cirebon menyalakan petasan dan kembang api pada hari ketujuh bulan November. Di sepanjang jalan terdengar kebisingan suara mercon dan kembang api. Biasanya waktu penyalaan kembang api oleh pemerintah daerah sebelumnya, dinyalakan sebelum Lebaran. Tepatnya di malam terakhir puasa. Selain itu juga penyalaan kembang api hanya di halaman rumah dengan waktu tertentu.

  1. Grebeg Syawal

Grebeg Syawal merupakan salah satu tradisi khas Keraton Kasepuhan dan Kanoman yang berlangsung setelah Idulfitri.

Baca Juga:Keraton Kacirebonan Bangunan Bersejarah Yang Megah di Kota CirebonSejarah Keraton Kasepuhan Cirebon Beserta Peninggalan Berharganya

Tradisi ini berupa kirab pusaka dan gunungan hasil bumi yang diarak dari dalam keraton menuju alun-alun atau tempat tertentu di sekitar keraton.

Gunungan yang berisi hasil bumi ini nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol keberkahan.

Grebeg Syawal telah dilakukan sejak zaman Kesultanan Cirebon dan masih dipertahankan hingga kini. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang syukuran, tetapi juga mempererat hubungan antara keluarga keraton dan masyarakat umum.

2. Nadran

Nadran adalah tradisi syukuran para nelayan yang biasa dilakukan menjelang dan setelah Lebaran.

Masyarakat pesisir Cirebon, khususnya di daerah Kejawanan dan Mundu, menggelar ritual ini sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.

Tradisi ini biasanya diisi dengan prosesi larung sesaji ke laut yang terdiri dari kepala kerbau, hasil bumi, dan doa bersama.

Tradisi Nadran tetap bertahan karena masyarakat nelayan masih memegang teguh warisan budaya ini sebagai bagian dari doa agar diberikan keselamatan dalam mencari rezeki di laut.

Baca Juga:Manfaat dan Tips Agar UMKM Semakin Berkembang Pesat dan Mudah4 Cara Daftar UMKM Online Praktis dan Mudah

3. Ziarah Makam Sunan Gunung Jati

Setelah merayakan Idulfitri, masyarakat Cirebon memiliki kebiasaan berziarah ke makam Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang berperan besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa.

Tradisi ini dikenal dengan sebutan “Ziarah Syawal.” Ribuan peziarah dari berbagai daerah datang untuk berdoa dan meminta berkah di makam yang terletak di daerah Astana Gunung Jati.

Tradisi ini bertahan karena ajaran Islam yang berkembang di Cirebon sangat erat kaitannya dengan Sunan Gunung Jati.

Selain itu, banyak yang meyakini bahwa ziarah ini membawa keberkahan dan keselamatan bagi keluarga mereka.

4. Salametan Lebaran

Salametan Lebaran adalah tradisi berkumpulnya keluarga besar dan warga setempat untuk menggelar doa bersama di rumah atau masjid setelah salat Idul Fitri.

Acara ini biasanya diikuti dengan makan bersama, menyantap hidangan khas Cirebon seperti empal gentong dan nasi jamblang.

Masyarakat Cirebon mempertahankan tradisi ini karena dianggap sebagai bentuk rasa syukur, sekaligus mempererat tali silaturahmi antarwarga

Selain itu, salametan juga menjadi sarana untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai tradisional kepada generasi muda.

0 Komentar