Jembatan
Perencana jembatan kelihatannya harus memikirkan itu: bagaimana bisa merancang jembatan yang tidak mudah hanyut lagi. Juga bagaimana agar kuat. Agar investasi tidak takut datang ke kawasan ini.
Tambora sisi timur ini masuk Kabupaten Bima. Aneh. Dari Bima, untuk ke Tambora Timur harus melewati Kabupaten Dompu. Setelah lima jam berkendara di daratan Dompu barulah sampai di Tambora Timur.
Memang ada cara lain untuk tidak usah melewati Dompu: menyeberangi laut Teluk Bima. Tapi tidak ada kapal yang menghubungkannya. Bisa hampir satu malam.
Baca Juga:Presiden Persebaya: Klub yang Bagus Lakukan Pembinaan ”Dipenalti” TimnasSesal Ibu
Baiknya Tambora d!serahkan ke Dompu. Agar lebih rasional. Mungkin d!tukar dengan sebagian wilayah Dompu yang dekat Bima: tukar guling. Agar rakyat bisa lebih terurus.
Tapi isu pelayanan seperti ini kelihatannya tidak menarik. Politik kewilayahan yang lagi hot di sana justru ini: perjuangan menjadikan Sumbawa menjadi provinsi terpisah dari NTB.
Calon gubernurnya sudah ada: Mohamad Syafrudin, anggota DPR empat periode dari PAN. Fotonya bertebaran mulai dari ujung barat sampai ujung timur Sumbawa.
Putri
Atau, mungkin nama ini: Indah Dhamayanti Putri –Bupati Bima sekarang. Dia sudah hampir menyelesaikan jabatan periode kedua sebagai Bupati Bima.
Dulunya Putri ”hanya” istri Bupati Bima. Sang bupati keturunan Raja Bima. Putri menjadi ibu yang akan melahirkan keturunan Raja Bima berikutnya.
Waktu d!kawini sang bupati, Putri masih sangat muda: baru lulus SMA. Dua tahun berumah tangga sang suami meninggal dunia.
Putri menjadi calon bupati penggantinya. Menang. Maju lagi. Menang lagi. Telak. Kini dia sudah sarjana. Bahkan S2 sampai S3. Putri, asal Dompu, wanita pembelajar yang cepat.
Baca Juga:New CB150X Sapa Warga Bekasi, Hadir dengan Beragam Promo MenarikSolo Gelar Honda DBL Seri Jateng, Walikota Gibran Puji Prokes
Kini Putri sudah menyiapkan calon bupati berikutnya: anaknyi sendiri. Yang sekarang sudah menjabat Ketua DPRD Kabupaten Bima. Di umurnya yang baru 27 tahun. Masih bujang pula. Namanya: Muhammad Putera Ferryandi, SIP. Orang Bima menyapanya dengan nama Ama Ka’u Yandi. Atau Dae Yandi.
Itu Bima. Sang Ibu menjadi kepala eksekutif, sang Anak menjadi kepala legislatif. Alangkah indahnya demokrasi. (Dahlan Iskan)