RADARCIREBON.TV – Nokia, raksasa teknologi asal Finlandia, pernah mendominasi pasar ponsel global dengan pangsa pasar yang sangat besar. Pada puncaknya di awal 2000-an, Nokia dikenal dengan kualitas produk yang andal, inovasi desain, dan ketahanan baterai yang luar biasa. Namun, kejayaan Nokia tidak bertahan lama. Dalam beberapa tahun, perusahaan ini mengalami penurunan drastis dan akhirnya kehilangan dominasinya di pasar ponsel. Ada beberapa alasan utama mengapa kejayaan Nokia tidak bertahan lama, yang akan dibahas secara mendalam dalam artikel ini.
1. Kegagalan dalam Beradaptasi dengan Sistem Operasi
Salah satu alasan utama di balik penurunan Nokia adalah ketidakmampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dalam teknologi sistem operasi ponsel. Pada awal 2000-an, Nokia menggunakan sistem operasi Symbian, yang pada saat itu cukup populer. Namun, dengan kemunculan Apple iPhone pada tahun 2007 yang menggunakan iOS, dan ponsel berbasis Android tidak lama setelahnya, lanskap sistem operasi mobile berubah drastis.
Symbian tidak mampu bersaing dengan iOS dan Android dalam hal kinerja, antarmuka pengguna, dan ekosistem aplikasi. Pengembang aplikasi mulai beralih ke iOS dan Android, meninggalkan Symbian yang kurang menarik dan lebih sulit untuk dikembangkan. Meskipun Nokia mencoba merespon dengan meluncurkan sistem operasi MeeGo dan kemudian beralih ke Windows Phone, usaha tersebut terlambat dan tidak mampu mengimbangi popularitas iOS dan Android.
Baca Juga:Ingin Hp dengan RAM Besar yang Memiliki Kualitas Tinggi? Nih 10 Hp Vivo dengan RAM 12GB Juni 2024Ternyata Masih Eksis! Ini Dia 7 Hp Nokia Terbaru 2024 yang Harganya Mulai dari 1 Jutaan Aja
2. Keputusan Strategis yang Salah
Keputusan strategis yang diambil oleh manajemen Nokia juga memainkan peran besar dalam kejatuhan perusahaan ini. Salah satu keputusan yang paling berdampak adalah aliansi dengan Microsoft dan penggunaan eksklusif Windows Phone sebagai sistem operasi utama untuk ponsel pintar Nokia. Meskipun Windows Phone memiliki beberapa fitur menarik, namun tidak sepopuler iOS atau Android. Ini membuat Nokia kehilangan pangsa pasar lebih lanjut karena konsumen dan pengembang aplikasi lebih memilih platform yang lebih dominan.
Selain itu, Nokia juga terlambat masuk ke pasar smartphone touchscreen yang mulai populer setelah peluncuran iPhone. Nokia terlalu lama bergantung pada ponsel dengan keyboard fisik dan tidak segera merespon tren pasar yang bergerak ke arah layar sentuh penuh. Keputusan ini membuat Nokia kehilangan momentum dan sulit untuk mengejar ketertinggalan dari pesaing yang lebih cepat beradaptasi.