Vladimir Putin dan Kim Jong Un Bertemu di Korut, Apakah Mimpi Buruk NATO Akan Jadi Kenyataan?

Vladmir Putin dan Kim Jong Un Bertemu di Korut/Liputan6.com
Vladmir Putin dan Kim Jong Un Bertemu di Korut/Liputan6.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sangat memperhatikan pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.

Ketika Putin memulai perjalanan pertamanya ke negara tertutup yang memiliki senjata nuklir dalam 24 tahun, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan prihatin mengenai dukungan yang dapat diberikan Rusia untuk program rudal dan nuklir Korea Utara.

Selama kunjungan kenegaraan ke Kim, Putin berjanji untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan keamanan serta mendukung Korea Utara melawan Korea Selatan, sekutu dekat AS.

Baca Juga:Pelukan dan Jabat Tangan, Kim Jong Un Sambut Kedatangan Vladimir Putin di Korea UtaraMerk-Merk HP Paling Elit di Tahun 2024

Amerika Serikat mengajukan tuduhan bahwa Korea Utara telah mengirimkan “lusinan rudal balistik dan lebih dari 11.000 kontainer amunisi ke Rusia” untuk digunakan di Ukraina.

Setelah berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Stoltenberg mengatakan pada konferensi pers bersama bahwa China, Korea Utara, dan Iran mendukung perang Rusia di Ukraina karena mereka semua ingin aliansi Barat gagal.

“Kami tentu saja juga prihatin dengan potensi dukungan yang diberikan Rusia kepada Korea Utara dalam mendukung program rudal dan nuklir mereka,” kata Stoltenberg, dikutip dari Reuters, Rabu (19/6/2024).

Dia menyatakan bahwa hal ini dan dukungan China terhadap ekonomi perang Rusia menunjukkan bagaimana tantangan keamanan di Eropa terkait dengan Asia, dan menambahkan bahwa pertemuan puncak NATO bulan depan di Washington akan meningkatkan kolaborasi aliansi dengan Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Jepang.

Stoltenberg menyatakan bahwa China harus menghadapi “konsekuensi” pada tahap tertentu.

“Mereka tidak bisa terus menjalin hubungan perdagangan normal dengan negara-negara di Eropa dan pada saat yang sama memicu perang terbesar yang pernah kita saksikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua,” ujarnya.

Stoltenberg mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apa konsekuensinya, “tetapi ini harus menjadi masalah yang perlu kita atasi karena tidak mungkin melanjutkan seperti yang kita lakukan saat ini.”

Pada Senin, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Washington mengamati hubungan Korea Utara-Rusia “sangat, sangat erat” karena “mungkin ada timbal balik … yang dapat mempngaruhi keamanan di Semenanjung Korea.”

0 Komentar