Pengaruh Psikologi Warna pada Perilaku

Psikologi Warna
Psikologi Warna (topcareer.id)
0 Komentar

Warna dapat berfungsi sebagai isyarat visual yang kuat untuk memandu perhatian Anda. Tidak mengherankan jika perusahaan menonjolkan penawaran atau diskon khusus dengan warna. Dan di situs web, warna dapat berkontribusi pada peningkatan kegunaan. Dalam postingan ini, kita akan melihat perspektif berbeda tentang pengaruh warna terhadap perilaku.

Perspektif Evolusioner

Otak kita terprogram untuk memperhatikan objek yang warnanya kontras dibandingkan dengan lingkungannya. Ini membantu nenek moyang kita menemukan makanan, atau menyadari potensi bahaya dan bahaya. Selain itu, di dunia hewan dan tumbuhan, warna-warna cerah memiliki fungsi kelangsungan hidup tertentu seperti reproduksi dan perlindungan.

Warna tidak diragukan lagi merupakan alat pemasaran yang berharga. Namun, pertanyaannya adalah: apakah beberapa warna lebih baik untuk tujuan tertentu? Mari cari tahu bagaimana Anda dapat memanfaatkan efek warna pada perilaku.

Baca Juga:Kecemasan pada Anak Penyandang Disabilitas atau Kondisi KronisDampak rasisme terhadap Kesehatan Tubuh dan Kesehatan Mental

Sudut Pandang Seorang Seniman

“Daripada mencoba mereproduksi persis apa yang saya lihat di hadapan saya, saya menggunakan warna secara lebih sewenang-wenang untuk mengekspresikan diri saya dengan lebih kuat.” – Vincent Van Gogh

Para pelukis telah menemukan kekuatan warna dan mempelajari pengaruhnya terhadap orang yang melihatnya selama berabad-abad. Selama periode pasca-impresionisme, di mana seniman fokus pada membangkitkan emosi, warna digunakan untuk asosiasi emosional yang mendasarinya.

Membangkitkan Emosi dengan Warna

Produser film juga memicu suasana hati dan emosi dengan warna. Dalam film Pixar, Inside Out, warna menjadi motif utama. Adegan di mana tokoh utama bahagia penuh warna. Sebaliknya, dalam adegan abu-abu dan monoton, dia sedih dan tanpa harapan. Dalam film tersebut, lima emosi utama memiliki warna yang khas. Sukacita berwarna kuning cerah, Kemarahan berwarna merah hangat, Jijik berwarna hijau beracun, Takut berwarna ungu pucat, dan Kesedihan berwarna biru tua. Menurut sutradara, mereka memilih warna tersebut sebagian berdasarkan idiom warna dalam bahasa Inggris. Misalnya: merasa sedih/ sedih (sedih) atau melihat merah (marah).

Warna dan asosiasi emosionalnya berakar pada pendidikan budaya kita. Mereka berbeda-beda antar budaya. Dalam bahasa Inggris, Anda berwarna hijau karena iri, dalam bahasa Jerman berwarna kuning (gelb vor Neid sein). Ungu sering dikaitkan dengan kekayaan, royalti, dan bangsawan. Namun di Thailand dan Brazil, ungu adalah warna duka.

0 Komentar