RADARCIREBON.TV – Siapa tak mengenal Dana Indonesiana? Dana yang telah pemerintah siapkan untuk menopang perkembangan kegiatan kebudayaan yang ada. Dana Indonesiana kerap tersebut juga sebagai Dana Abadi Kebudayaan.
Lembaga, seniman, hingga budayawan yang melakukan pengajuan tak dibatasi hanya dengan lingkup ide, gagasan, inovasi, dsb. Melain kebutuhan beragam fasilitas yang mendukung kegiatan kebudayaan.
Terdapat beberapa saluran Dana Indonesiana yang telah ditentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan yakni: Dukungan Perjalanan; Dukungan Institusional bagi Organisasi Kebudayaan; Pendayagunaan Ruang Publik; Dukungan Stimulan; Dokumentasi Karya/Pengetahuan Maestro; Penciptaan Karya Kreatif Inovatif; Dana Pendampingan Karya untuk Distribusi Internasional; Kajian Objek Pemajuan Kebudayaan; Sinema Mikro; Beasiswa Pelaku Budaya; dan Magang di Indonesia Centre Korea.
Baca Juga:Upaya Mencari Pembuktian, Saka Tatal Mantan Terpidana Kasus Vina Lakukan Ritual Sumpah PocongMerdeka Belajar: Usaha Refleksi dan Eksplorasi Potensi Minat Bakat
Melihat saluran Dana Abadi Kebudayaan itu membuat pelbagai seniman, budayawan, pegiat maupun peneliti seni, atau mereka yang berhubungan dengan itu mendapat kemudahan dalam mengembangkan minatnya.
Pemerintah melalui Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuka ruang bagi mereka untuk tetap melestarikan napas seni dan kebudayaan sebagaiaman tujuan dan fungsi lembaga negara ini dibuat.
Melalui kerja-kerja seni dan kebudayaan dibantu dengan penyediaan anggaran lewat Dana Abadi Kebudayaan oleh pemerintah orang-orang yang bergelut di dalamnya perlahan mampu berinovasi, mempertahankan, bahkan membangun ulang kerja-kerja mereka dalam merawat tunas seni dan kebudaayan yang ada. Kegiatan kebudayaan dan seni terus hidup.
Pada tahun 2024 Dana Indonesiana mengusung tema “Kebudayaan untuk Hidup Berkelanjutan”. Program pendanaan ini memiliki harapan akan perluasan akses kebudayaan dan seni agar dekat pada masyarakat atau mereka yang menekuninya.
Majukan Ekosistem Kebudayaan
Memajukan ekosistem kebudayaan selain mengasah kemampuan dari dalam (budayawan dan seniman) pun perlu juga ditopang lewat pembiayaan logistik dalam keberlanjutan karyanya. Kerja-kerja budayawan dan senima bila tak terdukung pendanaan bisa teranggap sia-sia.
Mereka butuh ruang dan wadah untuk mengenalkan karya (hasil jerih payah) pada publik atau ternikmati publik sebagai bagian dari keberlanjutan denyut kebudayaan.
Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, mengatakan bahwa Dana Indonesiana memberikan kontribusi dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan pemajuan kebudayaan di Indonesia.