Lebih lanjut, masih kata Basuki Yusuf, bertambahnya jumlah buruh pabrik yang berdomisili di sekitar pabrik, yang mengakibatkan tingginya tingkat kepadatan penduduk (kumuh, red), dan karena para pendatang ini berasal dari berbagai daerah, yang tentunya dengan berbagai budaya dan kebiasaan berbeda pula, maka berpotensi terjadinya pergesekan atau bersinggungan budaya dan kebiasaan antara pendatang dengan masyarakat setempat, selain juga sudah banyak terjadi kriminalitas seperti pencurian dan pemalakan (masalah sosial dan kemanan)
Selanjutnya, kata dia, bermunculannya warung-warung penyedia kebutuhan sehari-hari berakibat pada semerawutnya tata letak bangunan warung, apalagi yang dibangun di lahan ilegal, sehingga menimbulkan pemandangan kawasan yang kumuh. Ditambah, kepadatan lalu-lintas yang terjadi diwaktu-waktu tertentu, berdampak pada menurunnya rasa aman pejalan kaki atau penyebrang jalan dari masyarakat setempat, juga berakibat meningkatnya angka kecelakaan lalu-lintas.
Adapun dampak positif dari hadirnya zona industri di Cirebon Timur tersebut, kata Basuki Yusuf, antara lain banyak membuka lapangan pekerjaan, sehingga bertumbuh kegiatan ekonomi masyarakat, dan diharapkan juga meningkat pula kesejahteraannya serta meningkatnya PAD pemerintahan setempat
Baca Juga:Masih Tertutup, PT Taekwang Belum Akomodir Lingkungan PerusahaanTega, Motor Milik Kurir Paket dan Seluruh Paketnya Dicuri
“Namun, yang menjadi kegundahan kami adalah, dampak negatifnya lebih terasa daripada dampak positif. Kita ambil contoh, terbukanya lapangan pekerjaan, hal ini mestinya dirasakan oleh masyarakat sekitar pabrik terlebih dahulu, namun banyak kasus/laporan terjadinya dugaan praktek percaloan oleh oknum dari dalam pabrik yang juga seringnya bekerjasama dengan tokoh masyarakat sekitar yang tidak memiliki empati dan hanya memikirkan kepentingan pribadi. Dimana calon pekerja tidak peduli berasal dari mana, semua diduga dimintai sejumlah uang sebagai salah satu syarat utama supaya namanya segera dipanggil wawancara, tidak sedikit yang akhirnya tidak dipanggil juga. Hal ini terjadi selain sifat jahat/korup oknum orang dalam pabrik dan tokoh masyarakat tadi, juga disebabkan karena kurang transparan dan kurangnya pengawasan dari pihak manajemen pabrik saat proses perekrutan calon karyawan,” terangnya.
Bertumbuhnya kegiatan ekonomi dalam kadar tertentu sangat dirasakan, yaitu untuk dibidang penyedia kebutuhan para buruh/karyawan yang bersifat pribadi, seperti tempat tinggal (usaha kos/kontrakan), kebutuhan pangan diluar jam kerja, dan lain-lain. Namun, untuk kadar yang lebih besar seperti penyedia katering karyawan saat jam kerja, partner pengelolaan limbah, penyedia/supalier kebutuhan pabrik lainnya, masih didominasi oleh vendor-vendor dari luar Cirebon, yang mungkin mereka sudah berpengalaman dan sudah lama bermitra dengan pabri-pabrik lama.