7 Alasan Kenapa Driver Ojol Panik! Rencana Grab Caplok GoTo Dituding Ancam Bangsa!

foto
ilustrasi/ ojek online/ foto: jawapos.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Komunitas ojol se-Jawa Barat yang tergabung dalam POROS (Perkumpulan Online Roda Dua) baru aja buka suara soal isu yang lagi ramai: rencana Grab mau akuisisi GoTo (Gojek-Tokopedia). Mereka sampai bikin surat terbuka ke Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk penolakan.

Melansir dari jabarekspres.com, surat itu dikirim tanggal 10 Mei 2025, dan isinya lumayan serius. Mereka bilang, kalau sampai akuisisi itu beneran terjadi, dampaknya bisa luas banget — bukan cuma ke driver dan konsumen, tapi juga ke kepentingan nasional.

Ketua POROS Jabar, Nurman Jaelani, bilang kalau pemerintah harus turun tangan buat ngatur dan ngawasin proses ini.

Baca Juga:Klaim Sekarang! Kode Redeem ML Hari Ini 11 Mei 2025! Bagi-Bagi Skin, Diamond, dan Hero GratisKena Sanksi dari FIFA, Indonesia Didenda dan Harus Kosongin Tribun Gara-gara Ulah Suporter

Soalnya, kalau gak dikontrol, yang dirugikan bukan cuma para ojol, tapi juga pengguna aplikasi dan bahkan Indonesia sebagai negara.

7 Alasan Kenapa POROS Menolak Merger Grab-Goto

Dalam suratnya, POROS kasih tujuh alasan kuat kenapa mereka menolak akuisisi ini:

  1. Layanan transportasi lokal bisa hilang, termasuk untuk mitra driver dan konsumen.
  2. Data pribadi pengguna bisa bocor dan dikuasai pihak asing.
  3. Persaingan harga bisa hilang, karena gak ada lagi kompetitor besar.
  4. Uang dari kerja keras driver malah dibawa ke luar negeri.
  5. Sistem kemitraan bisa berubah jadi sistem karyawan, yang belum tentu cocok untuk semua mitra.
  6. Kemandirian digital dan ekonomi Indonesia terancam.
  7. Perusahaan lokal karya anak bangsa bisa lenyap dan itu bikin sedih!

Nurman juga bilang, kalau Gojek dan Grab gabung, driver bisa kehilangan pilihan. Misalnya, potongan buat driver bisa naik, harga jasa juga bisa makin mahal buat konsumen.

Karena cuma ada satu pemain dominan, aplikasi lain bisa mati suri, bahkan gulung tikar karena gak kuat saing.

Selain itu, pembagian orderan bisa makin ketat, tarif makin gak jelas, dan driver makin susah cari platform lain kalau udah gak cocok. Intinya, posisi para ojol makin lemah karena gak punya banyak pilihan.

Bukan Anti Asing, Tapi Demi Indonesia

POROS juga menegaskan, mereka bukan anti terhadap asing, tapi ini soal menjaga harga diri bangsa. Mereka gak mau karya anak bangsa yang udah besar malah dikuasai pihak luar.

“Ini bukan masalah tentang adanya unsur penolakan kepada pihak asing, tapi ini demi kehormatan dan kemartabatan bangsa Indonesia, serta jiwa nasionalisme kami yang besar terhadap Negara karena kami sebagai warga Negara Indonesia,” kata Nurman.

Baca Juga:Heboh Indonesia Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin TBC? Ini Kata Pihak IstanaButuh Modal Usaha? Coba Cek KUR BNI 2025: Bisa Pinjam Sampai Rp150 Juta, Cicilannya Ringan Banget!

Penolakan ini bukan cuma dari POROS. Koalisi Ojol Nasional (PN-KON) juga udah lebih dulu menyuarakan hal yang sama. Ketua mereka, Andi Kristiyanto, bilang merger ini bisa bikin sistem ojol berubah total. Bisa jadi, gak semua driver bisa lanjut karena berubah jadi sistem karyawan.

Dia juga khawatir kalau Grab jadi terlalu dominan, mereka bisa seenaknya naikkin potongan buat driver. Dan karena gak ada pesaing lain, driver gak punya pilihan buat pindah ke aplikasi lain.

0 Komentar