Jadi Penggembala Kambing sampai Gubernur Jawa Barat, Inilah Kisah Inspiratif dari Masa Lalu Dedi Mulyadi 

masa lalu dedi mulyadi
Inilah kehidupan dan masa lalu kelam Dedi Mulyadi. Foto: Radar Semarang / tangkapan layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Sosok Gubernur Jawa Barat periode 2025 – 2030, Dedi Mulyadi kini viral karena tindakannya yang kontroversial seperti pengiriman anak ke barang militer, syarat vasektomi bagi penerima bansos dan sebagainya.

Pria yang akrab dijuluki sebagai bapak aing ini mengalami perjalanan politik yang cukup panjang. Mulai dari anggota DPRD Purwakarta, Wakil Bupati Purwakarta, Bupati Purwakarta selama dua periode, anggota DPR RI, kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

Perjalanan Dedi Mulyadi di dunia politik tak lepas dari masa lalunya yang cukup kelam dengan perjalanan kehidupan yang berliku.

Baca Juga:Bertahan Hidup dari Serangan Brutal Zombie, Inilah Deretan Game Zombie Android Terbaik dan Paling SeruTerbukti Membayar dan Legit! Inilah Game Penghasil Uang DANA Sampai Cair Ratusan Ribu Sehari

Berikut adalah fakta menarik latar belakang kehidupan Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM.

1. Masa Kecil Dedi Mulyadi yang Sederhana

Dedi lahir di Subang pada 11 April 1971, dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya, Ahmad Suryana yang sakit-sakitan membuat sang ibu, Karsiti harus membanting tulang demi keluarganya.

Sang ibunda rela menjadi kuli tandur agar bisa menafkahi keluarganya. Dedi kecil pun sudah terbiasa makan dengan nasi dan garam saja bersama dengan para saudaranya yang semua berjumlah 9 orang.

2. Pernah Berjualan Es Mambo dan Kuli Angkut

Untuk bisa jajan, Dedi kecil harus berjualan es Mambo dulu agar memperoleh uang. Dedi juga pernah berjualan layang-layang untuk membantu keuangan sang ibu. Dia juga pernah menjadi kuli angkut agar bisa membeli baju lebaran.

3. Pernah Menjadi Penggembala Domba

Diharuskan dewasa sebelum waktunya, Dedi pernah ngerengek meminta diberikan sepasang ekor domba.

Terpaksa sang Ibu menjual cincin untuk membelikan dua ekor domba supaya bisa memenuhi permintaan sang putra.

Lalu dari dua ekor domba berkembang menjadi puluhan ekor. Dedi menggembala kambing dibantu oleh kakaknya yang kedua. Dari domba-domba inilah Dedi bisa membantu kebutuhan hidup keluarganya.

Baca Juga:Bikin Menjerit, Inilah Deretan Game Horor Terbaik 2025 yang Paling Seru dan Menguji AdrenalinRebahan Dibayar Ratusan Ribu per Hari, Inilah Aplikasi Penghasil Uang Rp100.000 yang Bisa Jadi Ladang Cuan

4. Pernah Jadi Tukang Ojek

Saat memasuki usia remaja, Dedi juga bekerja sambilan sebagai tukang ojek. Dia bisa menyisihkan Rp2.000 setiap hari untuk tambahan biaya sekolah.

5. Gagal Masuk Militer

Jadi sebenarnya ingin mengikuti jejak sang ayah menjadi tentara. Namun dia gagal saat proses seleksi hanya karena bobot berat badannya yang kurang dari standar.

Dedi sebenarnya bisa masuk Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, tetapi tak ada biaya untuk melanjutkan kuliah.

6. Berjualan Gorengan demi Bisa Kuliah

Dedi lalu berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Purwakarta. Namun dia harus berjualan gorengan untuk membiayai kuliahnya sendiri.

Bahkan diri tinggal di kontrakan yang nyaris roboh bersama salah satu kakaknya. Dengan kesabaran dan keuletan Dedi pun berhasil menamatkan kuliahnya.

7. Karir Politik yang Menanjak

Dedi sangat aktif beberapa organisasi seperti HMI Cabang Purwakarta, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)

Karier politik Dedi mulai bersinar ketika menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta periode 1999-2004.

Setelah itu, Dedi dipinang mendampingi Lily Hambali pada Pilkada 2003 sebagai Wakil Bupati Purwakarta periode 2003-2008.

Karier Dedi di dunia politik makin menanjak saat menjadi bupati Purwakarta selama 2 periode. Dedi kembali menjabat sebagai anggota DPR RI. Kini Ayah tiga orang anak ini resmi menjabat sebagai gubernur Jawa Barat.

Demikian kisah inspiratif masa lalu KDM sapaan akrab Dedi Mulyadi dari kehidupan yang serba kekurangan hingga menjadi pemimpin masyarakat Jawa Barat.

0 Komentar