RADARCIREBON.TV- Tren konten di sosial media seperti video yang isinya konten kegiatan sehari-hari bisa begitu digemari dengan banyaknya penonton, mengapa ya? simak penjelasannya berikut ini, siapa tau kamu jadi vlogger sukses dengan membagikan konten keseharianmu yang bikin menarik jutaan viewers hingga jadi seleb tiktok atau youtube.
Fenomena Vlog Keseharian: Simpel, Tapi Mengikat
Beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi, kita melihat lonjakan tren konten bertema “Daily in My Life” jenis vlog yang memperlihatkan kegiatan harian seseorang, mulai dari bangun tidur, bikin kopi, kerja, sampai cuci piring.
Uniknya, konten ini nggak selalu dari artis atau influencer besar. Bahkan, justru banyak yang viral berasal dari akun-akun kecil dengan gaya narasi yang sederhana, jujur, dan kadang membosankan? Tapi justru itu kekuatannya.
Baca Juga:Resep Olahan Daging Kurban yang Lezat dan SehatDi Balik Layar Host Live: Profesi Baru yang Makin Dilirik Generasi Muda
Jadi, kenapa banyak orang menyukai vlog keseharian yang tampaknya biasa aja ini?
1. Rasa Nyaman dari Kehidupan yang Relatable
Salah satu kekuatan utama vlog keseharian adalah rasa koneksi dan kejujuran. Penonton merasa, “Oh, ternyata bukan cuma aku yang hidupnya begini.” Saat melihat orang lain menjalani rutinitas yang mirip, penonton merasa tidak sendirian.
Apalagi jika vlognya menampilkan hal-hal sederhana: makan mi instan, leyeh-leyeh di kamar, atau merasa malas kerja. Itu semua sangat manusiawi dan dekat dengan keseharian banyak orang.
2. Bentuk Modern dari “Soft Entertainment”
Tidak semua orang ingin disuguhi hiburan yang heboh dan penuh stimulasi. Vlog keseharian memberi jenis hiburan baru: tenang, lambat, dan soft.
Suara sendok menyentuh piring, suara air mengalir, narasi suara lembut semuanya memberi efek ASMR yang menenangkan. Bagi banyak penonton, ini adalah “white noise” digital yang membantu mereka rileks, fokus belajar, atau menemani saat makan.
3. Tren Visual Estetik & Healing di Sosial Media
Konten “Daily in My Life” sering dikemas dengan visual estetik: pencahayaan hangat, musik lo-fi, dan sudut pengambilan gambar yang rapi. Tren ini selaras dengan gaya hidup “slow living” yang mulai banyak diadopsi oleh anak muda.
Menonton vlog yang rapi dan estetik memberi sensasi “hidup yang teratur”sekalipun hanya dalam waktu 7 menit. Ini jadi semacam pengganti visual diary atau inspirasi buat menata ulang hidup.
4. Dorongan Psikologis: Kita Suka Mengintip Kehidupan Orang Lain
Baca Juga:Quarter Life Crisis Mulai di Umur 18? Ini Tandanya dan SolusinyaGaji ke-13 Cair Mulai 2 Juni 2025? Simak Rinciannya
Sadar atau tidak, manusia memang punya rasa ingin tahu terhadap kehidupan orang lain. Bukan dalam arti negatif, tapi lebih ke curiosity sosial. Kita ingin tahu: gimana sih hidup orang lain di kota berbeda, negara lain, atau pekerjaan yang belum pernah kita alami?
Vlog keseharian memberikan akses virtual ke realitas yang berbeda dengan cara yang aman, menyenangkan, dan informatif.
Apakah Tren Ini Akan Bertahan?
Melihat bagaimana gaya hidup digital semakin melekat dengan kebutuhan akan ketenangan dan koneksi personal, vlog “Daily in My Life” kemungkinan besar masih akan tetap relevan. Bahkan kini mulai berkembang jadi format baru seperti:
- “Study with Me”
- “Clean with Me”
- “Realistic Morning Routine”
Tren ini membuktikan bahwa justru dari kesederhanaan, kita bisa menemukan hiburan yang paling mengena.
Jadi, kalau kamu punya kehidupan sehari-hari yang terasa biasa aja, mungkin itu justru kekuatanmu untuk bikin konten yang bikin orang betah nonton. Siapa tahu?