RADARCIREBON.TV — Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), mendadak terdiam, alis mengernyit, dan suara tercekat. Bukan karena debat politik atau kisruh proyek, tapi karena pengakuan polos dari seorang siswa dibawah umur yang ditangkap polisi. Usianya baru 16 tahun, tapi keterampilannya sudah level militan: bisa bikin bom molotov.
Peristiwa itu terjadi saat KDM berkunjung ke Polresta Cirebon, tempat beberapa remaja diamankan akibat dugaan keterlibatan dalam kerusuhan. Saat ditanya KDM, remaja berseragam kasual itu menjawab lugas:
“Saya kelas 9, Pak. Awalnya di rumah, terus di-WA disuruh ke Megu. Disuruh bikin bom molotov.”
Baca Juga:Arda Güler: Bocah Pendiam Dari Ankara yang Kini Menggetarkan DuniaKetika Desa Tonjong Kejatuhan Durian Sepohon-pohonnya:Dikunjungi Gubernur, Diguyur 20 Miliar Tahun Ini
Wajah KDM langsung berubah, antara kaget, prihatin, dan heran kenapa anak seusia itu bisa bikin alat peledak tapi belum tentu tahu rumus luas trapesium.
“Lho, kamu bikin bom molotov? Kamu mabuk nggak?” tanya KDM dengan nada ayah yang baru tahu anaknya langganan tawuran, bukan les.
Anak itu menjawab tidak, menegaskan bahwa aksi tersebut bukan karena mabuk, tapi karena solidaritas—jenis solidaritas yang bikin kepala polisi pening tujuh keliling.
Diketahui, remaja ini berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya sudah meninggal, ibunya berjualan ayam goreng. Bom molotov dan ayam goreng: kombinasi yang tidak ada di kurikulum manapun.
Tak berhenti di situ, KDM lalu menginterogasi pemuda lain yang usianya lebih dewasa.
“Umur kamu berapa? 20? Suka minum juga? Minumnya ciu ya? Beli di mana tuh?”
Pemuda itu menjawab jujur, membongkar bahwa minuman keras mereka beli di warung dekat pintu tol Plumbon. Warung yang rupanya lebih dari sekadar tempat beli kopi sachet.
KDM lalu menutup dengan solusi khas bapak-bapak visioner:
Baca Juga:Bambang Mujiarto: Qurban Idul Adha dan Semangat Gotong Royong Bung Karno yang Terus Hidup10 Olahan Daging Qurban Sapi Paling Favorit: Dari Sate Hingga Empal, Tradisi Kuliner Iduladha
“Udah, kamu ikut proses hukum dulu. Nanti latihan nyapu. Digaji.”
Sambil menunjuk ke rombongan remaja, KDM menambahkan:
“Sekarang siapa yang tadi lempar-lempar tuh?”
Entah harus sedih atau kagum, yang jelas satu hal terbukti: generasi Z punya kreativitas luar biasa—sayangnya kadang salah saluran.
Kasus inipun saat ini masih dalam penanganan Polresta Cirebon. Anak-anak tersebut diketahui terlihat dalam kerusuhan diwilayah hukum Polresta Cirebon.