Menteri Agama Skakmat Gibran. Ada Apa?

Menteri Agama Skakmat Gibran
Wakil Presiden ingin mengembangkan teknologi AI yang kemudian di tanggapi oleh Menteri Agama. Foto: Radar Sukabumi/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Menteri agama adalah kepala dari kementerian agama Republik Indonesia.

Wakil presiden Gibran Rakabuming Raka sangat mendorong penggunaan Artificial Intelligence (AI) sebagai teknologi digital yang bisa dimanfaatkan dalam segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan.

Sejak menjadi wakil presiden, Gibran sangat gencar ingin mengembangkan penggunaan teknologi AI.

Baca Juga:Bosen Pake Motor Matic? Ini Rekomendasi Motor Cruiser Dengan Harga TerjangkauAnda Berzodiak Gemini? Pas Banget, Ada Ramalan Karir, Keuangan dan Asmara Anda Tahun ini

Bahkan beliau membuat sebuah gebrakan dimana ia akan membuat kurikulum AI untuk dipelajari di sekolah.

Kurikulum tersebut akan mulai diajarkan pada tahun ajaran baru 2025, hal tersebut merupakan pernyataan dari Gibran tentang rencananya untuk memasukkan mata pelajaran AI untuk semua jenjang pendidikan dari SD sampai dengan SMA.

Menteri Agama Skakmat Gibran

Wakil presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan gebrakannya tersebut pada bulan Mei 2025, setelah ia bertemu dengan menteri pendidikan dasar dan menengah Abdul Mu’ti.

Namun muncul video yang menunjukkan sikap berbeda dari Abdul Mu’ti mengenai AI. Hal tersebut disampaikan saat mendapatkan anugerah konservasi 2025, dalam kategori Upakarti Dharmakarya Adhikarana dari universitas Negeri Semarang (Unnes).

Mengenai maraknya AI sebagai teknologi digital yang digandrungi oleh banyak orang, Mendikdasmen memberikan pernyataan bahwa hal tersebut memiliki atau membawa pengaruh negatif pada diri manusia.

Tokoh Muhammadiyah tersebut berbicara berdasarkan hasil bacaannya dari sebuah buku terkenal yang berjudul World Without Mind atau dalam bahasa Indonesia berarti dunia tanpa otak, yang merupakan sebuah buku karya dari Franklin Foer.

Didalam buku tersebut, Franklin sebagai penulis menyebutkan bahwa ada dua gejala yang membuat kenapa manusia tidak cerdas.

Baca Juga:Gamers Wajib Tau, Ada Game Penghasil Saldo Dana 2025Bosen di Rumah dan Mau jalan-jalan? Berikut Adalah Rekomendasi Wisata Cirebon Yang Wajib Anda Kunjungi

“Yang pertama adalah ada yang disebut dengan virality virus atau virus viralitas di mana orang itu ingin supaya viral, ingin supaya dia menjadi terkenal. Dalam konteks ini, Tuenge menyebut istilah yang disebut dengan Narcissism, Epidemik atau penyakit Narsisme dimana orang dikit-dikit upload, upload kok dikit-dikit, kira-kira begitu”. Tuturnya menyampaikan.

Tentu saja hal tersebut yang dijelaskan oleh Mendikdasmen, sontak membuat publik menilai bahwa pernyataannya sangat memojokkan Gibran yang sangat mendorong penggunaan AI bahkan untuk pendidikan.

Banyak sekali komentar-komentar dari warganet mengenai tanggapan dari Mendikdasmen tersebut, sehingga menuai beberapa pro dan kontra dari warganet.

Ada akun yang menuliskan pendapatnya berisi “Wapresnya mendorong pembelajaran AI di sekolah. menteri pendidikan dasar dan menengahnya justru bilang AI tidak membuat manusia menjadi cerdas tapi menjadi culas. Wapresnya benar-benar enggak dianggap, buktinya mereka enggak sejalan” Ujar Akun tersebut.

Namun meskipun Mendikdasmen memberikan pernyataan tersebut, Namun kebijakan untuk memasukkan pelajaran tentang AI ini memang akan tetap diadakan.

Akan tetapi bukan untuk sebuah kurikulum, melainkan hanya sebagai mata pelajaran pilihan sehingga anak-anak dari tingkat SD akan mulai dikenalkan dengan AI dan coding.

Pelajaran AI dan coding ini akan mulai diberikan pada kelas 5 Sekolah Dasar.

Kementerian terkait pun akan memberikan pelatihan pada guru yang mengajar mengenai tentang pelajaran AI tersebut.

Memang pernyataan kontra tentang penggunaan AI ini terlihat keluar dari salah satu menteri di kabinet Prabowo dan Gibran. Yaitu menteri koordinator pemberdayaan masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin yang menilai negatif dari penggunaan AI.

Bahkan Cak Imin menyebutkan jika AI bisa membuat orang malas untuk berpikir.

Beliau mengatakan bahwa kecerdasan buatan ini membuat budaya semakin ditinggalkan, meskipun di sisi lain ia tidak memungkiri bahwa Ai ini juga berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia. Cak Imin menuturkan agar kita dapat bijaksana dalam menggunakan AI.

0 Komentar