Suasana memanas di SMAN Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, setelah belasan Kepala Desa dari Kecamatan Jatitujuh mendatangi sekolah itu. Mereka memprotes hasil Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 yang dinilai merugikan warga lokal. Menanggapi hal ini, pihak sekolah menyatakan siap mengevaluasi.
Ratusan calon siswa dari Kecamatan Jatitujuh dilaporkan tidak lolos seleksi tahap pertama. Para Kepala Desa menilai sistem zonasi tidak berpihak kepada warga sekitar, padahal sekolah tersebut berada di wilayah mereka, sedangkan banyaknya siswa dari luar kecamatan yang diterima menjadi sorotan.
Forum Kepala Desa Jatitujuh menyampaikan kekecewaan atas kondisi ini. Mereka menyayangkan anak-anak dari desa terdekat yang justru tidak lolos seleksi. Para Kades menuntut keadilan dan meminta agar sistem seleksi lebih berpihak pada warga lokal.
Baca Juga:Kuwu Sinarancang Fokus Peningkatan Layanan Kesehatan – VideoTradisi & Budaya Mapag Sri Jelang Panen Raya Di Desa Wilulang – Video
Kepala SMAN Jatitujuh, Enjen Jaenal Alim, mengatakan pihak sekolah memahami kekecewaan warga. Ia menegaskan seleksi dilakukan sesuai aturan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Namun demikian, pihaknya mengaku siap menyampaikan aspirasi warga ke instansi terkait.
Sementara, polemik ini diharapkan tidak menimbulkan gejolak berkepanjangan. Pihak sekolah mengimbau masyarakat menunggu gelombang kedua SPMB melalui jalur prestasi dan evaluasi akan dilakukan agar akses pendidikan lebih adil bagi siswa di sekitar sekolah.