RADARCIREBON.TV — Di tengah derasnya arus modernisasi, secercah cahaya suci tetap bersinar dari putra-putri terbaik Kabupaten Cirebon. Mereka bukan sekadar juara lomba—mereka adalah penjaga Kalam Ilahi, para pejuang lantunan Al-Qur’an yang membawa harum nama daerah. Dan atas dedikasi itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon memberikan kadeudeuh sebagai bentuk penghargaan kepada para kafilah MTQ berprestasi, Kamis (3/7/).
Bertempat di aula LPTQ, Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Dr. H. Hilmy Rivai, M.Pd, secara langsung menyerahkan apresiasi tersebut, didampingi oleh Ketua LPTQ Kabupaten Cirebon, H.M. Syafrudin.
“Ini bukan hadiah biasa. Ini bentuk penghormatan kami terhadap perjuangan kalian. Kalian membawa cahaya untuk Cirebon, bahkan saat hasil keseluruhan belum memuaskan, kalian tetap bersinar,” ucap Hilmy dengan nada bangga.
Hadiah Bukan Sekadar Angka, Tapi Simbol Semangat
Baca Juga:Bupati: Desa adalah Garda Terdepan Keamanan dan Ketahanan PanganCristiano Ronaldo dan Dunia Sepak Bola Berduka atas Kepergian Diogo Jota dan Sang Adik
Para kafilah yang berhasil meraih juara utama menerima apresiasi uang tunai sebesar Rp 35 juta, sedangkan para juara harapan mendapatkan Rp 7,5 juta, yang seluruhnya diberikan secara tunai, langsung di tempat.
Hilmy menegaskan, ini bukan semata bentuk insentif pragmatis, tapi sebuah stimulan spiritual dan moral.
“Kadeudeuh ini adalah pelukan hangat dari pemerintah kepada anak-anak kita. Sebuah pengingat bahwa prestasi Qurani tak boleh padam, harus terus menyala,” tambahnya.
Kritik Konstruktif dan Arah Pembinaan Baru
Namun, tak semua berjalan mulus. Hilmy secara terbuka mengakui masih ada kekurangan dalam pembinaan kafilah di Cirebon.
“Faktor teknis dan non-teknis memang masih jadi tantangan. Tapi kami tidak mencari kambing hitam. Kami ingin belajar dan memperbaiki. Yang penting, semangat anak-anak kita tetap menyala,” jelasnya lugas.
Jaga Kafilah, Jangan Sampai “Hijrah” ke Daerah Lain
Satu pesan penting disampaikan Hilmy di akhir sambutannya: jangan sampai kafilah asli Cirebon direkrut oleh daerah lain. Hal ini, menurutnya, sudah menjadi fenomena umum dalam ajang MTQ tingkat provinsi maupun nasional.
“Mereka ini berlian. Jangan sampai kita yang punya malah membiarkan mereka dibawa pergi oleh orang lain,” katanya.