Flash Flood Alley: Texas Menangis Diterjang Banjir Bandang, Banyak Korban Belum Ditemukan

Flash flood Alley, banjir bandang di Texas
Sedikitnya 82 korban meninggal dunia akibat insiden Flash flood Alley, banjir bandang di Texas. Foto : the new york times
0 Komentar

RADARCIREBON.TV –Di negeri di mana matahari sering menari di atas padang rumput, air kini menjadi musuh yang tak diundang. Flash Flood Alley—julukan lama yang kembali hidup dengan luka—menelan dengan deras. Sedikitnya 82 jiwa jadi korban, banyak di antaranya anak-anak, dan jumlah itu masih bisa bertambah.

Sungai Guadalupe, yang biasanya mengalir tenang seperti syair dari masa lalu, berubah menjadi raksasa pemangsa. Dalam waktu 45 menit, air naik tinggi menghancurkan perkemahan musim panas Camp Mystic, tempat ratusan anak dan remaja tidur dalam damai sebelum diterjang banjir bandang.

Korban datang dari berbagai latar belakang. Banyak adalah peserta perkemahan Kristen musim panas, beberapa masih berusia belasan, menghabiskan liburan dengan bernyanyi dan berdoa sebelum air menenggelamkan lagu-lagu mereka.

Baca Juga:Absen Rapat Paripurna, Sekda Jabar: Saya Dikirim Gubernur ke Lokasi Bencana!Masa Tanggap Darurat Bencana Longsor Resmi Dihentikan – Video

Sementara itu, cuaca buruk belum berhenti. Badan Cuaca Nasional (NWS) memperingatkan potensi badai petir baru yang dapat menyebabkan banjir susulan di tanah yang sudah jenuh air.

Warga Texas bergerak—tidak menunggu aba-aba. Drone pribadi diterbangkan, relawan berdatangan dari kota ke kota. Beberapa mengendarai mobil selama tiga jam hanya untuk menolong mencari gadis-gadis hilang atau reruntuhan rumah yang terseret ke hulu.

Namun aparat memperingatkan: drone sipil bisa mengganggu helikopter penyelamat.

Presiden Trump mengeluarkan deklarasi bencana besar, membuka sumber daya federal. Tapi bahkan dana dan perintah eksekutif tak bisa mengembalikan waktu. Hujan deras yang seharusnya turun berbulan-bulan, kini turun dalam hitungan jam. Malam Empat Juli, yang seharusnya penuh kembang api, justru menjadi malam di mana air menjadi amarah, dan langit menjadi beban.

Para ilmuwan menyebut: ini bukan kebetulan. Ini Perubahan iklim, mereka bilang, adalah biang dari badai yang lebih buas, banjir yang lebih dalam, dan kehilangan yang lebih dalam dari statistik.

Flash Flood Alley, nama yang dulu hanya ada di buku pelajaran geografi, kini menjadi bagian dari berita duka yang nyata. Tempat di mana air dan langit bertemu—dan manusia hanya bisa bertahan, atau hilang.

Di antara lumpur dan puing-puing, ada doa yang terus diucapkan. Untuk yang masih dicari. Untuk yang belum ditemukan. Untuk gadis-gadis kecil yang berenang dalam gelap,Dan untuk keluarga yang kini hanya bisa menggenggam nama.

0 Komentar