Desainer Majalengka, Ayank Rusmayanti Sambara, mengajak anak muda peduli lingkungan melalui karya busana dari kain perca dan pakaian bekas. Dengan pendekatan seni dan mode, Ayank dan puluhan anak didiknya menanamkan semangat kreatif sekaligus kepedulian pada Generasi Z lewat pementasan dan karya daur ulang yang bernilai seni tinggi.
Di tengah meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, desainer asal Majalengka, Ayank Rusmayanti Sambara, tampil menonjol dengan karya busana dari kain perca dan pakaian bekas. Lewat tangan kreatifnya, bahan sisa itu diolah menjadi busana bernilai seni tinggi.
Mengusung konsep sustainable fashion, Ayank bersama puluhan anak didiknya aktif menanamkan semangat kreatif sekaligus kepedulian terhadap lingkungan. Meski begitu, ia mengakui ada tantangan tersendiri dalam mengenalkan konsep ini kepada Generasi Z yang cenderung menyukai hal serba instan.
Baca Juga:Puluhan Petinju Ikuti Kejuaraan Tinju Amatir – VideoPentingnya Organisasi Dan Media Sosial Di Era Digital – Video
Untuk menjawab tantangan itu, Ayank memanfaatkan berbagai pendekatan seni seperti teater, seni peran, akting, modeling, tari, sastra, musik, hingga lukisan. Ia berharap, karya berbasis limbah ini bisa menjadi solusi atas permasalahan mode sekaligus inspirasi yang lahir dari potensi lokal tiap daerah.
Sementara itu, Sanggar Kreatif Sambara yang didirikannya sejak 2003 telah melahirkan puluhan anak berprestasi di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. Saat ini, pihaknya juga tengah mempersiapkan gaun bertema “Impian Pernikahan Gadis Palestina”, dengan ornamen kain perca dan lukisan abstrak sebagai simbol harapan dan kemanusiaan.