RADARCIREBON.TV – Di bawah langit Kediri yang bersiap menyambut musim baru, Persik Kediri perlahan tapi pasti menyusun kepingan kekuatan yang tak sekadar formalitas. Satu demi satu pilar didatangkan, bukan hanya untuk mengisi daftar skuad, tetapi untuk meracik harmoni dari harapan. Yang terbaru adalah sosok gelandang Spanyol bertalenta, Imanol García, nama yang pernah mengisi lini tengah Osasuna di La Liga, kini mendarat di Brawijaya.
Imanol, pria kelahiran Pamplona berusia 29 tahun, bukan sembarang pengelana sepak bola. Kariernya diwarnai perjalanan di hampir semua level liga sepak bola Spanyol. Mulai dari Segunda Federación, Primera Federación, hingga naik kelas ke Segunda Division dan akhirnya menjejakkan kaki di La Liga. Ia pernah merasakan atmosfer Estadio El Sadar sebagai bagian dari skuad yang membawa Osasuna promosi musim 2018/2019, saat nama-nama besar bertebaran di hadapannya, dan ia tak gentar.
Kini, jauh dari hiruk pikuk Spanyol utara, Imanol memilih hijrah ke tim berjuluk Macan Putih. Bukan karena sekadar pelarian atau mimpi yang usang, melainkan karena ada peluang yang ia rasa nyata: jadi bagian penting dari sebuah proyek kebangkitan. Persik tak sedang main-main. Sebelumnya, klub ini sudah mengunci kiprah Leo Navacchio di bawah mistar, Kiko Carneiro sebagai tembok pertahanan, serta menyambut Telmo Castanheira, Pedro Matos, dan Sylvain Atieda sebagai senjata baru. Kini, datangnya Imanol menambah nyawa di poros tengah.
Baca Juga:Selain Mantan Bintang La Liga dan Striker Swansea, Persija Incar Pemain Brazil, Pecahkan Rekor Transfer!Tambah Mentereng!! Mantan Bintang La Liga dan Eks Striker Swansea Kasi Sinyal Gabung Persija Jakarta!!
“Tim pelatih memang menginginkan sentuhan berbeda di lini tengah. Kami butuh pemain yang bukan hanya disiplin, tapi juga bisa membaca ritme, mengubah arah permainan, memberi kedalaman. Imanol Garcia masuk dalam kriteria itu,” ujar Manajer Persik, Muhammad Syahid Nur Ichsan.
Pernah membela Villarreal B, Gimnastic, Cordoba hingga Alcoyano, Imanol tak hanya membawa pengalaman, tapi juga kematangan. Ia bukan gelandang glamor, tapi ia tahu cara membangun permainan dari bawah, menata ulang tempo, dan menjadi jembatan antara pertahanan dan serangan. Tipe pemain yang diam-diam bekerja, namun dampaknya terasa.
Persik butuh itu. Di musim 2025/2026, dengan BRI Super League yang semakin kompetitif, klub tak bisa hanya bertumpu pada semangat dan loyalitas. Butuh kecerdasan taktik dan variasi serangan yang tak mudah ditebak. Dengan Ezra Walian di depan, Castanheira dan Pedro Matos di sisi sayap, lini tengah jadi jantung yang tak boleh melemah. Imanol, dalam skema ini, bisa jadi konduktor yang menyatukan orkestra.
Mereka yang meragukan keputusan Persik mungkin akan segera bungkam. Sebab sepak bola bukan sekadar nama besar, tapi tentang siapa yang mampu bekerja dalam diam, dan menyulap laga jadi kemenangan. Di sinilah Imanol Garcia akan bicara: bukan lewat janji, tapi umpan.
Macan Putih telah bangkit, bukan untuk sekadar tampil, tapi bersaing. Dan musim ini, dengan racikan dari tanah Iberia, jangan heran jika Persik tampil sebagai tim yang bukan hanya menakutkan, tapi
juga memesona.