SMP PGRI Karangsembung, Kabupaten Cirebon, hanya mendapatkan lima belas murid baru dalam proses SPMB (Seleksi Penerimaan Murid Baru) 2025.
Sistem zonasi dalam penerimaan murid baru memberikan dampak signifikan bagi sekolah swasta, salah satunya SMP PGRI Karangsembung, Kabupaten Cirebon. Sejak penerapan zonasi pada 2015, jumlah siswa yang mendaftar di SMP PGRI Karangsembung terus menurun. Hingga kini, tersisa hanya tiga rombongan belajar (rombel) saja yang aktif melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Dalam sistem penerimaan murid baru 2025, SMP PGRI Karangsembung bahkan hanya mendapatkan 15 siswa untuk Kelas Tujuh. Banyaknya jalur penerimaan yang ada di SMP Negeri dianggap menjadi penyebab semakin turunnya minat masyarakat untuk bersekolah di sekolah swasta. Belum lagi, SMP Negeri juga menambah kuota penerimaan siswa dan membangun ruang kelas baru untuk penambahan rombel.
Baca Juga:Kejar Layangan Nyawa Melayang – VideoKarang Taruna Perbutulan Adakan Lomba Tarung Layang-Layang – Video
Menurut Juju, salah seorang guru di SMP PGRI Karangsembung, sekolah sudah memberikan kelonggaran bagi siswa terkait pembayaran SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan). Namun, persaingan yang tinggi dalam SPMB membuat sekolah swasta seperti SMP PGRI Karangsembung justru semakin terpuruk.
Sementara itu, SMP PGRI Karangsembung memiliki banyak ruang kelas yang saat ini kondisinya memprihatinkan karena selama bertahun-tahun tidak digunakan akibat tidak adanya siswa. Pada masa jayanya, SMP PGRI Karangsembung bahkan sempat memiliki 21 rombel yang aktif melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
SMP PGRI Karangsembung berharap ada bantuan agar sekolah bisa terus melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan membenahi fasilitas sekolah yang terbengkalai. Harapan utama adalah agar SMP PGRI Karangsembung bisa bangkit kembali.