Dedi Mulyadi Tegas Menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut Diduga Bunuh Diri Karena Tidak Naik Kelas

kepala sekolah sman 6 garus dinontaktifkan/foto:sma6garut.sch.id
kepala sekolah sman 6 garus dinontaktifkan/foto:sma6garut.sch.id
0 Komentar

RADARCIREBON.TV Kasus tragis meninggalnya seorang siswa SMAN 6 Garut mengguncang dunia pendidikan Jawa Barat. Korban diduga mengakhiri hidupnya setelah mengalami perundungan. Menyusul kejadian itu, Kepala SMAN 6 Garut dinonaktifkan sementara dari jabatannya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, penonaktifan tersebut dilakukan untuk mempercepat proses pendalaman dan pemeriksaan internal yang dilakukan oleh Pemprov Jabar.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala Sekolah SMAN 6 Garut buntut kasus tragis meninggalnya seorang siswa kelas 10 yang diduga melakukan bunuh diri karena tidak naik kelas.

Baca Juga:Intip Persiapan Pernikahan Wabup Garut dengan Anak KDM, Bakal Megah dan Meriah!KDM Soroti Kasus RSUD Linggarjati – Video

Keputusan ini diambil usai pertemuan antara pihak sekolah dan keluarga korban pada Kamis (17/7/2025). Pertemuan tersebut dihadiri oleh kepala sekolah, wali kelas, guru bimbingan konseling (BK), guru kimia, guru fisika, serta perwakilan keluarga korban.

“Antara pihak sekolah dan keluarga sama-sama merasa benar. Karena itu, kita tidak bisa langsung melakukan rekonsiliasi. Maka saya memutuskan untuk menempuh jalur investigasi,” kata Dedi Mulyadi

Dedi menegaskan, proses pemeriksaan sudah dimulai sejak hari ini dan mengingatkan semua pihak agar berhati-hati dalam menyikapi kejadian ini.

Bunuh diri karena tak naik kelas

Seorang remaja berusia 16 tahun di Garut diduga melakukan bunuh diri pada Senin pagi, 14 Juli 2025, bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah libur.

Kasus ini menjadi perhatian publik setelah sang ibu mengungkap kisah tragis putranya melalui media sosial, menyebut anaknya menjadi korban bullying karena dituduh melaporkan teman-teman yang menggunakan vape di kelas.

Unggahan sang ibu di Instagram sejak Juni 2025 telah menarik simpati luas netizen. Ia juga menyebut anaknya dinyatakan tidak naik kelas oleh pihak sekolah dan disarankan pindah jika ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Wakil Bupati Garut Putri Karlina mengaku sudah memantau kasus ini sejak tiga minggu sebelumnya dan telah meminta UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) mendampingi korban. Namun, sebelum pendampingan lanjutan bisa dilakukan, korban sudah meninggal dunia.

Baca Juga:BMKG Tegaskan: Fenomena Aphelion Bukan Penyebab Utama Cuaca Dingin di IndonesiaHasil Dewa United vs Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025

Kasatreskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin membenarkan bahwa remaja tersebut meninggal karena bunuh diri di rumahnya, berdasarkan pemeriksaan tim Inafis dan tim medis. Sementara itu, Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi, membantah adanya tindakan bullying.

Menurutnya, istilah bullying baru mencuat setelah siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas akibat nilai tujuh mata pelajaran yang tidak tuntas. Ia menambahkan bahwa pihak sekolah telah memanggil orang tua sebelum rapat pleno kenaikan kelas dilakukan.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

0 Komentar