Keterangan itu seperti menggantungkan keadilan di ujung galau birokrasi. Uang bantuan yang harusnya sampai ke tangan siswa miskin, diubah jadi bahan bakar perpisahan yang tak pernah terjadi, dan akhirnya jadi korban sistem yang tak jelas siapa komandannya.
Kini publik hanya bisa bertanya: berapa lama lagi institusi pendidikan dijadikan panggung dagelan kekuasaan? Ketika sekolah mulai memperlakukan dana bantuan seperti celengan bersama, dan siswa dibimbing bukan untuk masa depan, tapi untuk belajar bagaimana sistem bisa dimanipulasi sejak dini.
Satu hal yang pasti, sejarah tak pernah mencatat nama pahlawan yang mencuri dari anak-anak miskin. Tapi barangkali SMAN 7 Cirebon akan masuk catatan, bukan karena prestasi olimpiade, tapi karena berhasil memperagakan korupsi dalam bentuk paling jujur—langsung dari dalam sekolah.
Baca Juga:Kasus Penyelewengan PIP Terungkap Bermula Dari Ratusan Siswa SMAN 7 Kota Cirebon Gagal Ikut SNBPTerlalu!!! Kepala Sekolah, Wakasek dan Guru Ditetapkan Tersangka Penyelewengan PIP
Pengakuan sudah ada, bukti sudah ada, apakah Kejaksaaan akan melangkah ke partai politik yang dimaksud? Kita tunggu saja.