Kekurangan pasokan gabah membuat pemilik penggilingan padi di wilayah Gegesik, Kabupaten Cirebon, rela harus mencari gabah dari luar Jawa agar bisa terus beroperasi meski harga gabah luar Jawa cukup mahal.
Musim panen pertama kali justru menjadi mimpi buruk bagi petani di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, hingga berdampak ke pemilik penggilingan padi. Mereka mengaku mengalami kerugian besar, bahkan hingga mencapai 70 persen dari total biaya produksi.
Kekurangan pasokan gabah membuat penggilingan padi rela mengambil gabah dari luar Jawa agar bisa terus beroperasi, meski harga gabah luar Jawa cukup mahal. Seperti Arjo, pemilik penggilingan padi di wilayah Gegesik, Kabupaten Cirebon, dirinya rela harus mencari gabah dari luar Jawa, seperti daerah Purwodadi dan Demak, akibat langkanya gabah di Jawa Barat.
Baca Juga:Mantan Kepala Unit Bank BUMN di Kuningan Ditetapkan Sebagai Tersangka KorupsiIstri Wali Kota Usulkan Sunda Karsa Fest Di Kota Cirebon – Video
Kelangkaan gabah sudah berlangsung selama satu bulan dan ini membuat pabrik gabah menjerit karena harus mengeluarkan operasional lebih, sedangkan pemasukan tidak ada. Kelangkaan gabah ini membuat pemilik pabrik padi menjerit karena harus mengeluarkan operasional lebih mahal karena membeli gabah mahal, dan pemasukan tidak ada.
Kondisi ini mencerminkan betapa rapuhnya sistem pertanian di tingkat desa, sehingga berdampak ke pemilik pabrik.