Masyarakat Mulai Kontra Dengan Kebijakan Dedi Mulyadi. Kenapa?

Dedi Mulyadi
Masyarakat kembali melakukan penolakan terhadap program Dedi Mulyadi. Foto: Radar Sumedang/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Masyarakat mulai menolak kebijakan yang telah dibuat oleh Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.

Kebijakan Dedi Mulyadi Menuai Penolakan

Dedi Mulyadi diketahui memang telah membuat kebijakan-kebijakan baru yang programnya diketahui sedang berjalan.

Kebijakan atau aturan baru yang dibuat oleh Dedi Mulyadi terkait kegiatan pendidikan di Jawa Barat telah dinilai Sangat memberatkan masyarakat dan menimbulkan dampak yang luas, mulai dari sektor pariwisata, bahkan hingga kesiapan siswa dalam jam mulai belajar.

Baca Juga:5 Kebijakan KDM Dipertanyakan, 111 Tokoh Pesantren Babakan Tuntut Evaluasi SeriusPesta Rakyat Anak KDM Berakhir Tragis, 3 Tewas Termasuk Seorang Anak dan Polisi

Aturan baru tersebut meliputi jam masuk sekolah, dimana para siswa harus sudah berada di sekolah untuk memulai pelajaran di pukul 06.30 WIB, hingga larangan study tour atau karya wisata bagi para siswa.

Kebijakan tersebut kemudian mulai menuai gelombang penolakan dari berbagai kalangan.

Para masyarakat banyak sekali yang merasa keberatan atas aturan atau kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.

Misalnya kebijakan larangan study tour yang tentunya bisa memicu pro dan kontra.

Seperti yang telah kita ketahui, Dedi Mulyadi secara resmi melarang kegiatan study tour atau karya wisata bagi para siswa sekolah melalui surat edaran nya.

Tidak hanya itu, bahkan Dedi Mulyadi tidak segan untuk mencopot seorang kepala sekolah dari SMK yang ada di Depok, karena beliau tetap melaksanakan karya wisata, usai Dedi Mulyadi resmi menjabat gubernur.

Memang larangan yang dibuat oleh Dedi Mulyadi dibuat bukan Tanpa alasan, larangan tersebut bertujuan untuk mencegah beban biaya yang berlebihan pada orang tua siswa, namun kebijakan tersebut tentunya mendapatkan penolakan keras dari penggiat pariwisata.

Pada Senin tanggal 21 Juli 2025, beberapa pekerja pariwisata yang ada di Jawa Barat menggelar unjuk rasa di depan Gedung Sate yang berada di kota Bandung.

Baca Juga:Ingin Punya Tabungan Namun Penghasilan Dibawah Gaji UMR? Yuk Simak Tips Menabung Dibawah iniKamu Baru Ngikutin Mobile Legend, Udah Tau Belum MLBB Dibuat di Negara Mana? Yuk Simak

Mereka datang menggunakan sekitar 50 bus pariwisata, dan mereka melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut pencabutan larangan study tour.

Bahkan Herdi Sudardja selaku koordinator aksi dari unjuk massa tersebut, menyebutkan bahwa larangan study tour ini dapat membuat pendapatan perusahaan wisata anjlok hingga sebesar 60%.

Tentu tidak hanya pengusaha wisata yang mengalami penurunan pendapatan, namun para pelaku MKM dan pelaku usaha lainnya yang terkait dengan sektor pariwisata juga akan terkena dampaknya.

0 Komentar