RADARCIREBON.TV — Debut bukan sekadar perkenalan. Bagi Evan Ferguson, debut bersama AS Roma adalah pernyataan keras: bahwa ia datang bukan sebagai penggembira, melainkan sebagai penyerang haus gol yang siap menulis babak baru kariernya di tanah Italia.
Dalam laga uji coba melawan klub Serie D, UniPomezia, Kamis (25/7), Ferguson tampil menggila. Bermain di tempat latihan Roma, laga ini memang tak disaksikan puluhan ribu orang, tapi performa penyerang 19 tahun asal Irlandia ini menggetarkan atmosfer seisi lapangan. Empat gol ia cetak hanya dalam satu pertandingan. Tak ada keraguan, tak ada kompromi. Ferguson bermain seolah ingin menebus waktu yang hilang.
Diduetkan dengan Paulo Dybala dan Matías Soulé dalam formasi 4-2-3-1 racikan Gian Piero Gasperini, Ferguson dipercaya sebagai ujung tombak utama. Kepercayaan yang langsung ia bayar lunas,bahkan lebih.
Baca Juga:Menanti Gol Manusia 1,7 Triliun, Hugo Ekitike Sudah di Hongkong, Siap Tampil Lawan AC MilanMenanti Gol Manusia 1,7 Triliun, Hugo Ekitike Sudah di Hongkong, Siap Tampil Lawan AC Milan
Gol pertama datang dengan cara klasik: sundulan keras menyambut sepak pojok yang tak mampu dijangkau kiper lawan. Hanya berselang beberapa menit, Ferguson menggebrak lagi. Kali ini melalui sepakan keras kaki kanan yang menukik ke sudut kanan atas gawang. Penempatan bola, kecepatan tembakannya, dan insting tajamnya seakan meluncur begitu alami.
Lalu, pada menit ke-24, keberuntungan ikut memihak. Tendangan dari rekannya memantul ke kaki Ferguson, bola berubah arah dan mengecoh penjaga gawang. Hattrick hanya dalam waktu 30 menit. Tapi Ferguson belum selesai.
Setelah jeda, saat pemain lain mulai kehabisan bensin, Ferguson tetap hidup. Pada menit ke-63, ia mengacak-acak lini belakang lawan, melewati dua pemain bertahan, lalu menyelesaikannya dengan tenang di antara kaki kiper. Empat gol. Empat momen yang akan lama diingat oleh siapa pun yang menyaksikan hari itu.
Bagi Ferguson, ini adalah kebangkitan. Setelah gagal total dalam masa pinjaman di West Ham United , delapan pertandingan tanpa satu gol pun , banyak yang meragukan apakah penyerang muda ini masih layak diperjuangkan. Tapi Roma dan Gasperini melihat sesuatu yang berbeda: potensi mentah yang siap dibakar menjadi bara di Serie A.