Gustavo “Pak Kumis” Franca Bikin Geger! Persija Libas Arema 3-0 di JIS

Persija Jakarta
Para pemain Persija Jakarta merayakan gol ke gawang Arema Foto : Persija
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Sabtu malam di Jakarta Internasional Stadium bukan sekadar laga uji coba, melainkan malam penuh magi merah. Persija Jakarta tampil garang, menggulung Arema FC dengan skor telak 3-0. Tapi bukan sekadar skor yang membuat malam ini dikenang, melainkan munculnya sosok baru yang langsung mencuri hati: Gustavo “Pak Kumis” Franca.

Siluetnya menyapa rumput JIS dengan balutan jersey nomor 10—nomor keramat bagi Macan Kemayoran. Sejak peluit pertama, aura Gustavo tak bisa disangkal. Kumis tipisnya seperti garis tegas tekad, dan setiap sentuhannya di bola adalah nyanyian teknik dan keberanian.

Gol pertama Persija hadir dari skema sederhana, tapi beraroma taktik manis. Gustavo berdiri di sisi bendera pojok. Tanpa gegabah, ia kirimkan bola meluncur tajam ke depan gawang. Sundulan pertama tak cukup kuat, tapi bola liar disambar Eksel Runtukahu yang sigap seperti burung elang. Bola bersarang. 1-0 untuk Persija. Suara tribun pun membahana.

Baca Juga:Tanpa Johan dan Valdeci, Arema FC Berangkat dengan 24 Pemain Melawan Persija di Piala Presiden 2025Persija Gandeng Bank Jakarta Jadi Sponsor Utama, Logo Bakal Mejeng di Jersey Super Liga 2025-2026

Belum sempat Arema bernapas, badai kedua datang. Van Basty Sousa, sang metronom lini tengah, melepaskan sepakan keras dari luar kotak penalti. Bola mental usai ditepis kiper, namun siapa lagi kalau bukan Eksel yang menyambar cepat, mencetak brace dan membawa Persija unggul dua gol. Macan itu mengaum lagi, lebih nyaring.

Namun, malam belum sah menjadi milik Persija jika maestro barunya belum bersuara. Menit demi menit berlalu, dan akhirnya momen yang ditunggu datang. Sebuah bola liar dikuasai Gustavo Franca. Ia melirik, mengatur langkah, dan melepas sepakan mendatar dari luar kotak penalti. Bola sedikit membelok usai mengenai kaki pemain belakang Arema, tapi justru itulah puisi dari sepakan itu. Bola melesak ke sudut gawang. Gol ketiga Persija, gol perdana Gustavo “Pak Kumis” Franca.

Penonton bersorak. Spanduk-spanduk mulai mengibarkan namanya. Seorang pemain debutan, baru turun pertama kali, tapi sudah menanamkan kesan seperti legenda lama. Tidak berlebihan jika malam ini disebut malam milik Pak Kumis.

Lini tengah Persija pun terlihat semakin padu. Calonego, Sousa, dan Gustavo seperti tiga seniman dalam satu kanvas. Umpan pendek mereka adalah lukisan; pergerakan mereka seperti puisi tubuh. Di lini belakang, Ridho dan Amat kokoh seperti tembok kota lama. Sementara Witan dan Arlyansah terus berlari, membuka ruang, menari di sayap.

0 Komentar