Musim layangan yang sedang ramai di sejumlah daerah membawa berkah tersendiri bagi produsen rumahan maupun grosir. Para pembuat layangan bahkan kewalahan hingga kehabisan stok karena tingginya permintaan.
Sejak tiga pekan terakhir, grosir layangan di wilayah Argapura, Kelurahan Argasunya, Harjamukti, Kota Cirebon, kehabisan stok. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai wilayah seperti Cirebon, Kuningan, dan Indramayu, termasuk dari komunitas yang membeli dalam skala besar.
Salah satu pembuat layangan yang telah menggeluti usaha ini sejak tahun 2000-an, mengawali bisnisnya dari hobi. Ia mulai mencoba membuat layangan sendiri karena anaknya, Alif, sering membeli di luar. Usahanya berkembang hingga saat ini, namun karena stok habis, kini ia hanya menyiapkan kerangka dari bambu untuk membuat layangan lagi.
Baca Juga:Warga Translok Desak Pemerintah Terbitkan Sertifikat Lahan – VideoMediasi Pihak Pasien Digigit Ular Dengan RSD Gunung Jati – Video
Biasanya, dalam sehari, ia bisa membuat 25 layangan dengan harga berkisar Rp1.500 hingga Rp2.500, tergantung dari kualitas rangka layangan dan jenis kertas yang digunakan. Untuk memenuhi permintaan, ia biasanya berbelanja dari Bandung, namun saat ini stok di produsen besar pun kosong.
Musim layangan biasanya identik dengan momen libur sekolah. Namun, kini tidak hanya anak-anak, banyak komunitas dan orang dewasa yang bermain layangan karena hobi dan untuk hiburan.