Vanenburg Ungkap Wasit “Kehilangan Kendali” Puncak Drama Final, Pelatih Kiper Indonesia Dihujani Kartu Merah!

Timnas Indonesia
Pelatih Gerald Vanenburg kemudian bereaksi keras, menyebut insiden itu sebagai bentuk “wasit kehilangan kendali“. Foto: Ig geraldvanenburgofficial/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Malam yang semestinya membanggakan berubah kelabu bagi Timnas Indonesia U‑23 saat menghadapi Vietnam U‑23 di final Piala AFF U‑23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Setelah kalah tipis 0‑1 melalui gol tunggal Nguyen Cong Phuong di menit ke‑37, ketegangan memuncak saat pelatih Damian Daniel Van Rensburg diganjar kartu merah oleh wasit asal Jepang, Takasaki Koji.

Pelatih Gerald Vanenburg kemudian bereaksi keras, menyebut insiden itu sebagai bentuk “wasit kehilangan kendali.”

Baca Juga:Panggung Emosi di GBK: ‘The Time Has Come’ Membakar Semangat Garuda Muda Menuju Gelar U-23Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Timnas U-23 di Final Piala AFF U-23 2025

Gol Kritis dan Emosi Mei Meledak

Vietnam berhasil mencetak satu-satunya gol melalui tendangan sudut yang dimaksimalkan Nguyen Cong Phuong. Momen itu menjadi pembeda dan menegakkan dominasi Golden Star meski Indonesia tampil penuh tekanan.

Kendati penguasaan bola was dominated, Garuda Muda tak mampu memecah kebuntuan hingga peluit akhir berbunyi dan Vietnam keluar sebagai juara.

Ketegangan semakin meningkat mendekati menit akhir ketika Indonesia mendapatkan peluang terakhir melalui lemparan ke dalam yang dieksekusi oleh Robi Darwis.

Namun, pelatih Vietnam, Kim Sang-sik, berdiri tepat di depan Robi hingga memblok pandangan eksekusi. Vanenburg langsung bereaksi dengan protes keras, dan meski wasit akhirnya menghadiahi Sang-sik kartu kuning, momentum sudah terlewat.

Ketika Emosi Menguasai Laga

Kartu merah dijatuhkan kepada Damian Van Rensburg pada masa injury time (+6′) karena memasuki area bangku cadangan lawan saat melihat staf Vietnam mengulur waktu.

Vanenburg segera membela assistennya, menyatakan bahwa kondisi laga memang emosional dan “orang bisa kehilangan kendali”, terutama dalam situasi genting. Dia menuding wasit kurang mampu mengendalikan dinamika lapangan.

Langkah pengusiran tersebut membuat suasana tambah memanas, memberikan indikasi ketegangan tinggi yang sulit dikontrol oleh pengadil lapangan meski sudah diberi kartu kepada pihak lawan juga.

Baca Juga:Mauro Zijlstra Mencuri Perhatian, Cetak 6 Gol untuk Volendam, Calon Striker Masa Depan Timnas Indonesia?Real Madrid Intai Bintang Muda Arsenal Berusia 15 Tahun: Operasi Diam Los Blancos untuk Masa Depan

Dalam jumpa pers pasca-laga, Vanenburg tampak menahan rasa kecewa mendalam. Ia menyampaikan permintaan maaf kepada awak media dan masyarakat sepak bola Indonesia atas kegagalan merebut juara.

“Terima kasih semuanya, saya minta maaf untuk kekalahan ini,” ujarnya dengan lirih.

Pelatih asal Belanda itu mengakui bahwa skuadnya tak tampil buruk. Menurutnya, para pemain sudah memberikan usaha maksimal meski peluang datang, namun Indonesia kebobolan dari set piece dan gagal memaksimalkan peluang-peluang berharga. “Saya bangga dengan para pemain. Mereka berjuang hingga akhir,” tegas dia.

0 Komentar