RADARCIREBON.TV – Cuaca yang berfluktuasi sepanjang tahun ini mengakibatkan peningkatan jumlah kasus penyakit, termasuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, hingga 1 Maret 2024, tercatat sekitar 16. 000 kasus DBD di 123 kabupaten, serta 124 kematian. Angka yang tinggi ini mengingatkan akan pentingnya tindakan pencegahan yang efektif untuk menekan penyebaran penyakit ini.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang berkembang di wilayah tropis, termasuk di Indonesia. Gejala umum biasanya muncul antara 4 hingga 10 hari setelah terkena gigitan, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, rasa sakit di belakang mata, serta munculnya ruam atau bercak merah pada kulit.
Namun, penurunan demam tidak menandakan bahwa penyakitnya telah sembuh. Dalam beberapa situasi, DBD justru memasuki fase kritis saat demam mulai mereda. Fase ini ditandai dengan kebocoran pembuluh darah, penurunan jumlah trombosit, serta peningkatan risiko perdarahan internal dan kerusakan organ yang dapat menyebabkan sindrom syok dengue (DSS) yang bisa membahayakan nyawa.
Baca Juga:Luar Biasa! Timnas Indonesia Lolos Babak Empat Pildun, Fakta-Fakta Ini Bikin Bangga Setengah Mati!Piala Dunia di Depan Mata! Timnas Indonesia Panaskan Mesin untuk Putaran Neraka!
Gejala darurat yang perlu diwaspadai mencakup muntah berulang, mimisan, perdarahan gusi, adanya darah dalam tinja atau urin, muntah yang mengandung darah, kesulitan bernapas, hingga perasaan lemas dan gelisah. Penanganan medis segera diperlukan jika gejala tersebut muncul. Salah satu faktor utama yang memicu penyebaran DBD adalah kurangnya kebersihan lingkungan.
Oleh karena itu, langkah paling efektif untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan prinsip 3M Plus, yaitu:
Menguras: Secara rutin membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi dan toren. Gosok dindingnya karena telur nyamuk dapat bertahan hingga enam bulan meski dalam keadaan kering.
Menutup: Menutup dengan rapat tempat penampungan air dan mengubur barang bekas agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Mendaur Ulang: Memanfaatkan barang bekas untuk mencegah penumpukan sampah yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, tambahan dari “Plus” meliputi: Memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan guppy. Memasang jaring di ventilasi dan jendela. Melaksanakan kegiatan bersih-bersih bersama-sama. Menaburkan larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Memperbaiki saluran air yang tersumbat. Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender. Menyimpan pakaian bekas dalam wadah tertutup.