RADARCIREBON.TV – Neymar da Silva Santos Júnior, pemain dengan bakat sebesar benua tapi nasib sefluktuatif saham kripto, kembali menghiasi kolom spekulasi transfer. Setelah ‘liburan panjang’ di Timur Tengah bersama Al-Hilal yang lebih terdengar seperti eksperimen sosial ketimbang petualangan sepak bola, Neymar kini disebut-sebut bisa kembali ke Eropa.
Dan tidak tanggung-tanggung: Juventus, tim penuh tradisi, siap menjadi tempat pelabuhan terakhir sang artis rumput hijau.
Ya, Juventus, klub yang pernah membuat legenda dari Alessandro Del Piero hingga Gianluigi Buffon, kini dirumorkan tertarik pada pesepakbola yang sama seringnya tampil di lapangan seperti ia membuka restoran atau muncul di acara Netflix. Tapi siapa yang bisa menolak pesona Neymar?
Baca Juga:Neymar & Gustavo Caballero Berhasil Membawa Santos Fc Keluar Dari Zona DegradasiNeymar Buktikan Kelasnya: Brace ke Gawang Juventude, Siap Rebut Nomor 10 Brasil Lagi!
Gleison Bremer, rekan senegara Neymar yang kini menjadi tembok di lini belakang Juventus, bahkan sudah membuka tangan dan mungkin juga pintu rumahnya. “Tentu saja. Akan sangat luar biasa punya seseorang seperti Ney di Juve,” ujar Bremer, dalam nada yang terdengar seperti undangan untuk reuni SMA.
Tentu, di atas kertas, Neymar ke Juventus terdengar seperti penggabungan legenda dan harapan. Tapi di balik narasi manis itu, semua orang tahu: ini adalah tarian terakhir. Atau mungkin, pemanasan terakhir untuk satu langkah terakhir di panggung terbesar, Piala Dunia 2026.
Mari kita tarik ke belakang. Santos – Barcelona – PSG – Al-Hilal – dan kembali ke Santos. Kalau karier pesepakbola adalah novel, maka milik Neymar adalah novel epik dengan twist dan cliffhanger di tiap bab. Ia pernah disebut calon penerus tahta Ronaldinho, dibanjiri Ballon d’Or yang dijanjikan, tapi entah bagaimana, trofi tertinggi itu selalu lari lebih cepat dari kaki kanan magisnya.
Dan kini, di usia 33 tahun, Neymar kembali lagi ke panggung rumor: Serie A. Liga dengan tempo lambat, penuh taktik dan drama, mungkin adalah tempat yang sempurna untuk pemain seperti Neymar. Tidak lagi harus sprint sepanjang 90 menit. Cukup dua dribel, satu flick, dan satu gol cantik, maka satu stadion akan menyanyikan namanya.