RADARCIREBON.TV – Dunia sepak bola adalah tempat yang kejam. Di satu sisi, ia mengangkat anak muda jadi legenda dalam semalam, di sisi lain, ia bisa mengubur karier emas bahkan sebelum karier itu sempat menyala. Reinier Jesus Carvalho adalah kisah tragis dari sisi yang kedua.
Pada 2020, Real Madrid dengan penuh percaya diri menyematkan label “The Next Kaka” kepada seorang anak muda berusia 18 tahun dari Flamengo. Label yang terlalu berat? Mungkin. Tapi klub sebesar Madrid tak pernah membeli impian murah. Mereka membayar €30 juta—sekitar Rp 453 miliar—untuk merebut Reinier dari pelukan sepak bola Brasil. Dunia seakan bersiap menyambut pewaris takhta gelandang elegan.
Sayangnya, alih-alih menjadi simfoni megah ala Zidane di Bernabeu, Reinier justru berubah jadi nada sumbang yang tak pernah dimainkan. Lima tahun berselang, ia hengkang dari Real Madrid tanpa sekalipun bermain untuk tim utama. Satu laga pun tidak. Bukan karena cedera. Bukan juga karena gagal beradaptasi. Tapi karena dunia sepak bola kadang lebih peduli pada hype ketimbang kenyataan.
Baca Juga:Tottenham Bidik Rodrygo! Real Madrid Siap Lepas Bintang Brasil Ini?Real Madrid Intai Bintang Muda Arsenal Berusia 15 Tahun: Operasi Diam Los Blancos untuk Masa Depan
Real Madrid, klub yang dihiasi bintang-bintang Brasil seperti Ronaldo Nazario, Roberto Carlos, Marcelo, Kaka, hingga Vinicius Junior, kini harus menelan kenyataan pahit: tidak semua samba bisa berdansa di atas rumput Santiago Bernabeu.
Sejak 2020, Reinier dipinjamkan ke berbagai klub dengan harapan bisa “dipoles”. Borussia Dortmund? Gagal. Girona? Tenggelam. Frosinone? Tidak terdengar. Granada? Ah sudahlah. Setiap peminjaman hanyalah bab baru dalam buku harian Reinier yang penuh halaman kosong.
Kini, pada usia 23, Reinier memilih pulang ke Brasil. Atletico Mineiro menjadi pelabuhan berikutnya. Pulang dengan kepala tertunduk, membawa koper penuh ekspektasi yang kini tinggal serpihan. Pulang dengan cerita yang mungkin lebih menyakitkan daripada tak pernah pergi sama sekali.
Lucunya, saat pertama kali diperkenalkan Madrid, Reinier berbicara penuh haru soal mimpi masa kecilnya. Tentang bagaimana ayahnya memintanya menonton Real Madrid setiap pekan, tentang cintanya pada Zidane, dan tentang ambisinya menoreh sejarah di klub terbesar di dunia.