Bagi Kane, ini bukan sekadar laga reuni. Ini validasi. Bahwa keputusan meninggalkan klub masa kecil bukan pengkhianatan, tapi penyelamatan diri. Ia akan berdiri di lapangan, menatap rekan-rekan lamanya, dan mungkin, hanya mungkin, berpikir, “Aku sudah terlalu lama menunggu kalian berubah.”
Dan Tottenham? Mereka akan menatap Kane, lalu sadar bahwa kadang kehilangan yang paling menyakitkan adalah ketika yang hilang itu justru menemukan kebahagiaan di tempat lain.
Allianz Arena akan jadi saksi. Bukan tentang gol-gol indah atau assist cerdas, tapi tentang satu fakta: tak semua cinta berakhir bahagia. Dan bagi Tottenham, kehilangan Kane adalah luka yang tak bisa diobati dengan transfer deadline.