WOW! Cek Kesehatan Gratis Jateng Capai 1/3 Target Nasional, Tertinggi se-Indonesia

Cek Kesehatan Gratis di Jawa Tengah
Foto: Humas Pemprov Jateng
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PPKG) yang diluncurkan secara nasional saat ini sudah menjangkau lebih dari 15 juta orang. Menariknya, sepertiga dari angka tersebut lebih kurang 5,7 juta orang datang dari Provinsi Jawa Tengah.

“Provinsi Jateng telah mengambil langkah untuk PPKG, mungkin karena sudah mencapai 5,7 juta target dari total negara yang sekitar 15 juta,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, saat mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Arifah Fauzi, dalam kunjungan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang, pada Senin, 4 Agustus 2025.

PPKG sendiri adalah layanan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh, termasuk tekanan darah, penglihatan, pendengaran, dan status gizi. Pemeriksaan ini dilakukan secara gratis dan massal, menjangkau berbagai kelompok umur, terutama anak-anak yang masih bersekolah. Sumarno menekankan betapa pentingnya kesehatan untuk mendukung perkembangan dan kecerdasan anak-anak.

Baca Juga:Bupati Pati Viral!! PBB Pati Naik Fantastis 250%: Kebijakan Pro Rakyat atau Eksploitasi?Misi Mulia Jateng: Pertahankan Status Lumbung Pangan Nasional di Tengah Tantangan Zaman

“Anak yang sehat lebih siap untuk belajar. Pemeriksaan kesehatan ini adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita,” katanya. Masalah kesehatan anak masih jadi PR besar. Walaupun angka capaian nampak mengesankan, tantangan nyata di lapangan masih sangat besar.

Menteri Arifah Fauzi mengingatkan bahwa banyak anak masih menghadapi masalah mendasar seperti gigi berlubang, gangguan pendengaran, dan stunting. “Karena itu, PPKG ini adalah solusi untuk memastikan kesehatan anak-anak. Ini merupakan usaha yang sistematis agar kita tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga pada kesehatan dasar mereka,” ujarnya.

Program PPKG dimulai lebih awal di sekolah-sekolah rakyat pada 14 Juli 2025, dan kini telah mencakup sekolah umum seperti SD, SMP, SMA, SMK, hingga SLB di seluruh kawasan Jawa Tengah. Namun, pertanyaan berikutnya adalah seberapa besar pengaruh nyata program ini terhadap perbaikan kesehatan anak-anak dalam jangka panjang? Apakah layanan ini hanya bersifat simbolis, atau memang terintegrasi dalam sistem pemantauan kesehatan yang berkelanjutan?

Di tengah banyak provinsi yang masih kesulitan dalam mengimplementasikan program kesehatan, Jawa Tengah dianggap sebagai salah satu daerah yang paling maju. Direktur Jenderal SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Ferianti, bahkan menyebut Jateng sebagai penggerak percepatan PPKG di tingkat nasional. “Jawa Tengah mampu mempercepat pelaksanaan PPKG untuk kelompok usia sekolah maupun dewasa. Ini dapat menjadi contoh bagi provinsi-provinsi lainnya,” ungkap Yuli.

0 Komentar