Era Baru MLS: Son Heung-min dan LAFC Menggeser Paradigma Sepak Bola Asia ke Panggung Utama

Sepakbola Dunia
Son membuat debut eletrik bersama LAFC saat bertandang ke Chicago Fire. Foto: Ig hm_son7/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

Sekarang, dengan nilai transfer terbesar dan status bintang global masa kini, ia bisa menjadi katalis transformasi liga yang lebih signifikan ketimbang generasi sebelumnya.

Selama satu dekade di Tottenham (2015–2025), Son mencetak 173 gol dalam 454 pertandingan, menjelma jadi ikon klub hingga memenangkan Liga Europa — trofi pertama Spurs dalam 17 tahun.

Kini, sebagai pencetak gol Asia terbanyak di Premier League dan Liga Champions, ia dinilai sebagai pemain Asia terbaik sepanjang masa.

Baca Juga:Manchester United Siapkan Manuver Ganda: Ambisi Besar di Batas Deadline Bursa TransferTiga Bintang Garuda Muda: Fadly Alberto, Mierza Firjatullah dan Matthew Baker Bersinar di Laga Perdana Piala K

Keberhasilan Son bukan hanya soal statistik. Warganet menyuarakan harapan bahwa prestasi Son akan membuka jalan bagi pemain Asia—di tengah stereotip dan skeptisisme. Seorang pengguna menulis.

“Saya bertanya-tanya apakah kita akan lebih cepat menganggap Son Heung-min sebagai bintang jika dia orang Brasil, Spanyol, atau Belanda.”—sebuah kritik tajam terhadap bias budaya dalam persepsi bakat.

Paradigma Baru, Harapan Baru

Lebih dari sekadar pergantian klub, keputusan Son Heung-min bergabung dengan LAFC menandai pergeseran besar, dari Southeast Asia sebagai lembaga pasa pemain ke Eropa, kini MLS menghadirkan bintang Asia sekarang.

Transfer ini membuka opsi baru bagi MLS dalam merangkul pasar Asia, baik secara kompetitif maupun komersial — dan bisa jadi memicu era global baru bagi sepak bola Amerika Utara.

0 Komentar