Merdeka Belajar: Dari Konsep ke Realita, Jateng Jadi Contoh!

Merdeka Belajar
Foto: Humas Pemprov Jateng
0 Komentar

Sekolah Rakyat menjadi andalan. Tujuannya jelas: memutus rantai kemiskinan di keluarga-keluarga yang berada di desil 1 dan 2. Konsepnya adalah sekolah penuh dengan asrama. Negara berperan sebagai orang tua kedua mereka.

Tidak mudah, kata Rino, meyakinkan orang tua untuk membiarkan anak mereka tinggal di sekolah. Namun, mereka menyadari itu adalah investasi untuk masa depan.

Di NTT dan Jabodetabek, lebih dari 100 lokasi telah beroperasi. Ada yang menampung 100 siswa, dan ada yang mencapai 1. 000. Idealnya? Mirip dengan praktik terbaik di luar negeri: satu sekolah bisa memiliki 10 ribu siswa.

Baca Juga:Prabowo Panggil Kepala PPATK Terkait Pemblokiran Rekening NganggurPRESTASI MEMBANGGAKAN! Jateng Raih Penghargaan Provinsi Layak Anak Lagi

Dilengkapi dengan lapangan sepak bola, lapangan tenis, dan fasilitas olahraga serta seni. Karena, menurut Rino, “Anak-anak kita tidak hanya jago matematika. Mungkin mereka memiliki bakat di bidang olahraga, musik, atau sains. Semua harus didukung,” tambahnya.

Kemudian, ada Sekolah Garuda. Sekolah ini ditujukan bagi anak-anak berpotensi tinggi dalam bidang STEM, dengan pembinaan kurikulum internasional sehingga mereka dapat masuk ke universitas terkemuka di dunia. Standar yang diterapkan sangat ketat. Tidak hanya berhasil lulus, tetapi juga siap bersaing di tingkat internasional.

Rino menjelaskan bahwa visi Prabowo sudah dituangkan dalam 16 buku sejak tahun 2004. Kini, semua buku tersebut diimplementasikan. Termasuk persiapan untuk industri dalam negeri.

Dari sumber daya mineral langka, energi, hingga pangan, agar ketika anak-anak tersebut kembali, mereka memiliki tempat untuk berkarya. Apa bedanya dengan program wajib belajar di masa lalu? “Integrasi,” jawabnya.

Dulu, meskipun sekolah gratis, anak-anak di daerah terpencil kesulitan untuk hadir karena jarak. Kini, negara menyediakan asrama. Negara hadir hingga ke desil 0.

Di bulan kebebasan ini, sangat terasa: kemerdekaan yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan tanggal 17 Agustus. Namun kemerdekaan yang dirasakan setiap hari. Yang mencakup kecukupan makanan, kesehatan yang terawat, pendidikan yang bermutu, dan ekonomi yang solid.

0 Komentar