Usai laga, Perez mencoba berdiplomasi: kecewa tapi tetap mengklaim timnya sedang berproses. Wajar saja, hampir semua pelatih mengumbar kata “proses” saat hasil tak sesuai harapan. Masalahnya, fans tidak membeli tiket mahal hanya untuk jadi saksi eksperimen. Mereka ingin hasil, gol, dan kemenangan.
Kapten Bruno Moreira ikut angkat suara, mengatakan timnya tetap optimis. Kalimat standar seorang kapten yang tentu saja wajib menjaga moral tim. Tetapi, di luar ruang ganti, Bonek sudah mulai gusar. Satu-dua kekalahan bisa dimaklumi. Tapi jika Perez terus memaksa eksperimen ala laboratorium ini, Persebaya bisa jadi bahan tawa lawan.
Intinya sederhana: striker ya striker, bek kiri ya bek kiri. Menukar posisi jelas bukan masalah kalau memang masuk akal. Tapi mengorbankan predator kotak penalti untuk jadi penjaga sayap? Itu sama saja menebas pohon mangga untuk mencari cabai.
Baca Juga:Jadwal Kick Off, Siaran TV dan Link Streaming Persebaya vs Persita: Duel Dua Luka yang Masih BerdarahPelatih Persebaya, Eduardo Perez Di Warning Harus Menang Ketika Hadapi Persita Dan Bali United!
Jika Perez masih punya sedikit nurani sepak bola, seharusnya ia kembalikan Dejan Tumbas ke habitat aslinya: kotak penalti lawan. Biarkan Rachmat, Tata, atau Dimas mengawal sisi kiri. Karena kalau tidak, jangan salahkan suporter bila sorak dukungan berubah jadi teriakan sarkas penuh amarah.