Kedua pelatih melakukan rotasi pemain secara intensif untuk mengubah arah permainan. Al-Nassr melakukan beberapa pergantian penting, termasuk memasukkan Angelo menggantikan Cristiano Ronaldo di menit ke-90+1, menunjukkan pengelolaan waktu yang baik.
Ittihad FC pun tidak tinggal diam dan melakukan pergantian strategis seperti A. Alobud yang masuk menggantikan S. Bergwijn di menit ke-81, serta beberapa perubahan lainnya untuk mencari gol penyama kedudukan.
Wasit menambah waktu 7 menit di babak kedua, menggambarkan banyaknya gangguan dan drama yang terjadi selama pertandingan. Setiap detik di masa injury time sangat berharga dengan Ittihad FC yang terus berupaya untuk menyamakan kedudukan.
Baca Juga:Runner-up Piala Kemerdekaan, Baker Yakin Indonesia U-17 Bikin Sejarah di Piala DuniaSemifinal Saudi Super Cup 2025: Al Nassr vs Al Ittihad, Malam Ini Pukul 19.00 WIB! Simak Cara Nontonnya!
A. Al-Hassan yang masuk menggantikan A. Al-Khaibari di menit ke-90 menjadi harapan terakhir Ittihad untuk menciptakan keajaiban. Namun, pertahanan Al-Nassr yang solid mampu bertahan hingga peluit akhir berbunyi.
Meskipun Al-Nassr unggul di papan skor, statistik pertandingan menunjukkan kedua tim bermain dalam keseimbangan yang baik. Grafik momentum menunjukkan Al-Nassr lebih dominan di babak pertama, sedangkan Ittihad sempat menguasai permainan di awal babak kedua.
Keputusan VAR yang terjadi sebanyak empat kali dalam laga ini menggambarkan betapa sengitnya persaingan dan betapa berharganya setiap kesempatan yang muncul.
Piala Super Saudi ini akan menjadi trofi perdana yang diperoleh Al-Nassr di musim ini dan menjadi awal yang baik untuk kompetisi yang akan datang, jika berhasil mempertahankan kualitas di final nanti. Kehadiran bintang-bintang kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo, J. Félix, dan S. Mané terbukti berpengaruh besar.
Bagi pelatih Jorge Jesus, ini akan menjadi gelar pertamanya bersama Al-Nassr dan menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi tekanan di laga-laga besar. Taktik bertahan dengan sepuluh pemain sambil tetap melakukan serangan yang efektif mencerminkan kematangan strategis.
Meskipun mengalami kekalahan, Ittihad FC menunjukkan performa yang sangat baik dan layak mendapat pujian. Tim yang dilatih oleh Laurent Blanc ini menunjukkan semangat juang yang tinggi dan hampir berhasil memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk memenangkan trofi.
Penampilan S. Bergwijn yang mencetak gol penyama kedudukan dan kontribusi beberapa pemain kunci lainnya menunjukkan bahwa Ittihad FC masih merupakan kekuatan yang patut diperhitungkan di tingkat domestik maupun regional.