Gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Gugatan Rakyat Cirebon kembali menyuarakan kekhawatiran terkait longsor di TPA Kopi Luhur. Mereka menilai Pemerintah Kota Cirebon belum tuntas menangani persoalan pencemaran lingkungan di Argasunya.
Pengamatan langsung di lapangan memperlihatkan kondisi memprihatinkan. Longsoran tanah bercampur bebatuan dan timbunan sampah terlihat di area belakang TPA. Situasi ini dinilai rawan, terutama bagi warga Kalilunyu yang tinggal tak jauh dari lokasi.
Rombongan mahasiswa menyebut, perbaikan kolam lindi yang dilakukan Pemkot tidak sebanding dengan risiko di puncak TPA. Sampah yang menggunung bergeser setiap hujan lebat, seakan menunggu waktu untuk ambruk.
Baca Juga:Dinas PUTR Butuh 876 Miliar Untuk Tuntaskan Jalan Rusak – VideoKejari Dan Dishub Kab. Cirebon Teken MoU – Video
Romadoni menegaskan, dua kali demonstrasi dan dua surat permohonan audiensi tak pernah digubris. Wali Kota dinilai tidak mau menemui langsung mahasiswa dan warga yang menyampaikan aspirasi.
Mereka juga menuntut Pemkot untuk duduk bersama masyarakat dan mahasiswa. Proses penanganan sampah tak bisa dihadapi sepotong-potong, namun harus dibicarakan dengan strategi yang terukur dan transparan.
Romadoni menekankan, kejelasan rencana pemerintah serta transparansi terhadap langkah-langkah yang sudah dilakukan merupakan syarat mutlak. Jika tidak, mereka akan terus menekan Pemkot hingga ada tindakan nyata.
Kondisi lapangan yang kian mengkhawatirkan itu memicu gelora perlawanan baru. Aliansi mahasiswa dan warga sudah merancang aksi lanjutan yang lebih besar. Mereka menegaskan, pemerintah tak bisa lagi hanya memberikan janji.