Hujan deras yang mengguyur wilayah Cirebon Rabu malam, 20 Agustus 2025, kembali membuat kondisi TPA Kopi Luhur kian memprihatinkan. Rembesan air lindi dan tumpukan sampah menimbulkan kekhawatiran warga sekitar.
Longsoran tanah dan timbunan sampah yang memenuhi area belakang TPA membuat warga terus menggugat. Pasalnya, dari rentetan permohonan audiensi hingga dua kali aksi belum juga ditemukan solusi.
Warga Kalilunyu merasa semakin terancam. Keadaan ini membuat mereka kembali menuntut Pemerintah Kota untuk segera menyediakan solusi yang nyata.
Baca Juga:Dinas PUTR Butuh 876 Miliar Untuk Tuntaskan Jalan Rusak – VideoKejari Dan Dishub Kab. Cirebon Teken MoU – Video
Ketua RT 04 Kampung Kali Lunyu, Asep Hidayatullah, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menilai kondisi saat ini sudah terlalu mengkhawatirkan.
Asep menyatakan, sistem open dumping yang telah berlangsung sejak 26 tahun lalu merupakan akar persoalan. Warga terpaksa mengalami dampaknya secara langsung setiap musim hujan.
Keluhan warga bukan sekadar soal bau dan pemandangan yang tidak layak, namun juga upaya yang dilakukan Pemerintah Kota tidak efektif.
Warga menilai pemerintah belum hadir sepenuhnya di tengah warga, sehingga tuntutan untuk bertemu langsung dengan Wali Kota kian menguat.