RADARCIREBON.TV – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru-guru agama. Sebagai buktinya, Pemprov Jateng berencana untuk menaikkan dana insentif bagi guru agama dari Rp250 miliar pada tahun 2025 menjadi Rp300 miliar pada tahun 2026.
Informasi positif ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, saat acara Multaqo Sanawi Internasional ke-33 Hai’ah Ash Shofwah Al Malikiyyah yang berlangsung di Pondok Pesantren Darussalam, Brebes, pada hari Kamis, tanggal 12 Agustus 2025.
Taj Yasin menyatakan bahwa peningkatan dana ini adalah bentuk penghargaan dan komitmen dari pemerintah provinsi. Namun, ia menekankan bahwa jumlah tersebut masih dalam proses pembahasan dan belum diputuskan secara final.
Baca Juga:Wakil Gubernur Taj Yasin Ingatkan Pelayanan Publik di Pati Tetap Maksimal di Tengah Hak AngketPrestasi Jawa Tengah: Raih Award Implementasi Industri Hijau Terbaik
“Insya Allah pada tahun 2026 kami akan meningkatkan insentif untuk guru agama dari Rp250 miliar menjadi Rp300 miliar,” ungkap Taj Yasin.
Perlu dicatat bahwa insentif ini akan diberikan kepada semua guru agama di Jawa Tengah, tanpa membedakan latar belakang.
Berdasarkan informasi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, pada tahun 2025, insentif ini akan diterima oleh 225. 187 guru agama Islam, 4. 430 guru Kristen, 475 guru Katolik, 180 guru Hindu, 545 guru Buddha, dan 13 guru Konghucu.
Selain menaikkan insentif, Taj Yasin juga mengumumkan program penghargaan bagi santri penghafal Al-Qur’an (hafiz dan hafidzah). Program ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi serta penghargaan kepada santri yang telah berusaha keras dalam menghafal kitab suci tersebut.
“Hafiz dan hafidzah (penghafal Al-Qur’an) yang telah khatam akan mendapatkan hadiah Rp1 juta per anak saat acara wisuda. Semoga ini menjadi amal kami di pemerintahan untuk ulama dan penghafal Al-Qur’an,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Taj Yasin juga membahas pentingnya mengembangkan akhlak dan keteladanan di dalam masyarakat.
Ia menilai forum seperti multaqo, yang dihadiri oleh para ulama dari berbagai daerah dan negara, sebagai contoh nyata bagaimana masyarakat dapat berkumpul dan saling menghormati.
Baca Juga:Merdeka Belajar: Dari Konsep ke Realita, Jateng Jadi Contoh!Pati Kondusif Lagi! Paska Aksi Massa, Gubernur Jateng Pastikan Pelayanan Publik Aman & Ekonomi Pulih
Forum ini diharapkan menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi serta memperkuat peran pesantren dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan beradab.