Fans Kehilangan Kesabaran Lebih Cepat dari Peluit Panjang
Milan yang Rapuh: Masalah Lama, Kemasan Baru
Yang membuat kekalahan ini terasa semakin menyakitkan adalah kenyataan bahwa masalah Milan bukan hal baru. Musim lalu, Rossoneri juga kerap terlihat rapuh di lini belakang. Bedanya, kini mereka punya Allegri yang seharusnya dikenal pragmatis dan lihai dalam menjaga keseimbangan tim.
Namun di laga perdana ini, pragmatisme itu seperti menguap. Milan terlalu mudah ditembus, terlalu lambat bereaksi, dan terlalu percaya diri bahwa nama besar cukup untuk mengintimidasi lawan. Nyatanya, Cremonese datang tanpa rasa takut, dan pulang dengan tiga poin plus sorak-sorai kecil di ruang ganti.
Allegri Dituntut Bekerja Cepat
Bagi Allegri, kekalahan ini jelas jadi alarm keras. Periode keduanya di Milan baru saja dimulai, tapi suara skeptis sudah bergema. Publik tidak akan sabar menunggu “proses”, apalagi jika hasilnya di lapangan seperti ini.
Baca Juga:Allegri Bersiap Reuni, AC Milan Ingin Boyong Vlahovic dengan Dua Syarat FinansialAudero Mulyadi Gemilang di San Siro, AC Milan Jadi Korban Debut Kiper Timnas Indonesia!
Serie A bukan liga yang penuh ruang toleransi. Satu hasil buruk bisa cepat merembet jadi krisis jika tidak segera ditangani. Dan Allegri tahu betul, kursi panas di Milan tak pernah benar-benar dingin.
Kekalahan 1-2 ini pada akhirnya menjadi pengingat bahwa nama besar tidak menjamin kemenangan. Milan boleh punya sejarah megah, stadion indah, dan skuad mahal. Tapi semua itu hanya catatan di atas kertas jika di lapangan mereka masih tampil seperti klub yang baru belajar bertahan.
San Siro di pertandingan itu bukan benteng megah, melainkan taman bermain bagi Cremonese. Allegri kini punya PR besar: mengubah rasa malu jadi motivasi, atau musim ini bisa berubah jadi kabar buruk panjang bagi Rossoneri.
Untuk sementara, fans Milan hanya bisa menahan sakit sambil berharap laga berikutnya bukan ulangan dari horor ini. Karena kalau tidak, Serie A baru jalan seminggu, dan musim Milan bisa tamat sebelum benar-benar dimulai.