Masalah Manchester United! Beli Bomber Senilai APBD 2025 Kabupaten Cirebon Tapi Masih Mandul

Bryan Mbeumo
Bryan Mbeumo masih mandul Foto: Manchester United
0 Komentar

Dari 32 tembakan yang dilepaskan United, hanya satu yang benar-benar bisa disebut gol sah dari permainan terbuka yakni tendangan Mason Mount kontra Everton di pramusim. Sisanya? Penalti gagal, bola liar, dan dua bunuh diri lawan. Kalau begini caranya, lebih baik United menyiapkan strategi baru: memancing bek lawan agar terus salah langkah dan mengarahkan bola ke gawang sendiri.

Cunha nyaris mencetak gol spektakuler lewat kontrol bola indah hasil umpan Altay Bayindir. Sayang, “nyaris” adalah kata favorit fans United beberapa musim terakhir. Sepakan kerasnya cuma membentur tiang, sama kerasnya dengan kepala fans yang geleng-geleng menonton drama berulang.

Mbeumo pun begitu. Kerja kerasnya melawan Fulham layak diapresiasi, tetapi ketika berhadapan dengan Antonee Robinson, ia tampak lebih seperti sprinter tanpa arah ketimbang penyerang Premier League yang dibeli mahal.

Fernandes dan Wasit, Drama Sampingan

Baca Juga:Manchester United Buka Pintu Transfer Hojlund ke Bayern MunichHasil Akhir Fulham Vs Manchester United 1-1, Trio BBM Macet Total Gagal Cetak Gol!

Seolah masalah penyelesaian akhir belum cukup menyakitkan, United menambah komedi lewat Bruno Fernandes. Kapten tim itu gagal mengeksekusi penalti lawan Fulham setelah momen konyol: wasit Chris Kavanagh tanpa sengaja menabraknya sesaat sebelum menendang. Fernandes bersikeras kegagalan itu murni kesalahannya, tetapi tidak bisa menutupi rasa jengkel.

Di sisi lain, Fulham menilai penalti itu tak layak, lalu menuding adanya pelanggaran sebelum gol United. Lengkaplah sudah tontonan ala Premier League: drama, kontroversi, tapi tanpa substansi.

Klub Besar, Masalah Kecil yang Dibesarkan

Yang paling ironis, United seolah tak belajar. Musim lalu mereka cuma mencetak 44 gol di liga, rekor terburuk sejak 1973-74. Kini, dengan lini depan baru yang lebih mahal, masalah itu muncul lagi secepat luka lama terbuka.

Setiap tahun, narasinya sama: “butuh waktu untuk adaptasi”, “pemain baru masih mencari ritme”, “tim sedang dalam progres”. Kalimat-kalimat klise ini sudah begitu basi, fans bahkan bisa menebaknya sebelum Amorim selesai berbicara di konferensi pers.

Sementara itu, klasemen bicara lebih jujur. Setelah finis di peringkat 15 musim lalu, kini United duduk manis di posisi 16 setelah dua laga. Jika mereka kembali gagal melawan tim promosi Burnley akhir pekan nanti, bukan tidak mungkin krisis ini berubah jadi tragedi.

0 Komentar