RADARCIREBON.TV – Persiapkan jantung Anda, sebab babak semifinal Piala AFF Putri U-16 2025 di Stadion Manahan, Solo, Rabu (27/8/2025), bakal jadi ajang adu mental, bukan sekadar adu fisik. Timnas Putri U-16 Indonesia berpeluang menghadapi Australia, sang “tetangga galak” yang selama ini doyan menebar superioritas lewat sistem pembinaan sepak bola yang konon lima tahun lebih maju. Tapi pelatih Timo Scheunemann tidak datang ke konferensi pers untuk mengibarkan bendera putih.
“Lawan Australia kita akan gas pol. Harus kalau mau punya kans. Semua harus berjalan dengan seharusnya,” ucap Timo, tegas tapi tetap realistis, di hadapan media pada Minggu (24/8/2025).
Sebuah kalimat sederhana, tapi kalau dibaca ulang ada aroma sarkas di sana. Gas pol? Ya, karena kalau setengah-setengah, Australia bisa berubah jadi mesin penghancur. Ingat, ini bukan tim yang bisa dikendalikan dengan semangat nasionalisme semata.
Australia: Mesin dengan Oli Mahal
Baca Juga:Jadwal Semi Final Timnas Putri U16 Indonesia ! Antara Australia Atau Vietnam?Hasil dan Klasemen Timnas U16 Putri Indonesia vs Malaysia Piala AFF 2025, Tiket Semifinal di Tangan
Timo tak menutup mata. Australia adalah negara dengan sistem pembinaan sepak bola lebih terstruktur. Mereka punya infrastruktur, dana, dan roadmap jelas. Sementara Indonesia, yah… kadang masih sibuk berdebat soal apakah stadion dipakai konser atau bola.
“Jadi intinya, lawan Australia enggak bisa one on one. Jangan sampai kepancing. Bola harus jalan sebelum lawan datang,” jelas Timo.
Terjemahan bebasnya: jangan sok jago. Jangan coba-coba pamer skill individu melawan pemain yang sudah terbiasa di lapangan hijau dengan standar Eropa. Kalau mau selamat, bola harus mengalir cepat. Sederhana, tapi di situlah kuncinya.
Timo ingin Nasywa Salsabila Fatah dan kawan-kawan tampil lepas. Lepas dari tekanan, lepas dari bayang-bayang Australia, tapi jangan lepas kendali. Ia sadar, ini tim U-16, bukan tim senior yang sudah kenyang pengalaman, kontroversi, dan politik sepak bola ala federasi.
“Ini beda, ini bukan senior. Jadi kalaupun kita kalah, kita akan kalah terhormat,” ujarnya, blak-blakan.
Pernyataan ini bisa dibaca sebagai tameng sekaligus peringatan. Tameng bagi anak-anak asuhnya agar tidak terlalu terbebani. Peringatan bagi publik agar jangan berekspektasi konyol, misalnya meminta Garuda Pertiwi Muda menyingkirkan Australia seolah itu hal sepele.