Pada akhirnya, keputusan mencadangkan Vinícius bukan sekadar masalah teknis di lapangan. Ini adalah pesan politik, ekonomi, dan psikologis sekaligus. Pesan kepada pemain bahwa tak ada yang kebal dari rotasi. Pesan kepada manajemen bahwa Xabi Alonso berani mengambil risiko. Dan pesan kepada fans bahwa Madrid sedang berada di persimpangan besar: apakah mereka tetap jadi tim dengan filosofi kolektif, atau berubah menjadi panggung ego individual.
Satu hal yang pasti, drama ini baru dimulai. Jika Vinícius tidak segera mendapat kejelasan soal kontrak dan peran, rumor transfer akan semakin deras. Dan ketika itu terjadi, Madrid akan kembali jadi headline, bukan karena kemenangan, tapi karena kisah klasik: pertarungan ego di balik gemerlap Bernabéu.