Kontroversi Multi-klub Mengemuka Setelah UEFA Beri Sanksi Berat

UEFA
Hukuman UEFA tentang kepemilikan multi-klub. Foto: Instagram UEFA  Europa League / tangkapan layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – UEFA kembali berada di bawah tekanan usai sejumlah klub tersingkir dalam kompetisi Eropa musim panas ini akibat pelanggaran aturan kepemilikan multi-klub (multi-club ownership/MCO).

Kasus Crystal Palace menjadi yang paling menonjol, namun ibarat gunung es, Crystal Palace bukanlah satu-satunya.

Crystal Palace, yang seharusnya tampil di Liga Europa, justru diturunkan ke Conference sebab saham mayoritas klub kala itu masih dipegang John Textor, yang juga memiliki kendali atas Olympique Lyon, klub di Ligue 1.

Baca Juga:Dihantam di Lapangan, Newcastle Kena Sindiran Chant dari Suporter LiverpoolCalvin Verdonk Pasang Target Tinggi, Siap Jadi Bek Kiri Terbaik di Belanda

Kedua tim itu dinyatakan sama-sama lolos ke Liga Europa, dan aturan UEFA melarang dua klub dengan satu pemilik berpengaruh tampil dalam satu ajang.

Crystal Palace akhirnya memulai kiprahnya dalam Conference League dengan kemenangan 1-0 atas Fredrikstad pada babak play-off.

Dampak dari kasus ini, sejumlah klub kecil yang berada dalam jaringan multi-klub yang mendesak UEFA menunda batas waktu 1 Maret untuk menunjukkan kepatuhan akan aturan.

Mereka menilai tenggat tersebut tidak realistis sebab pada perubahan aturan tahun lalu yang memajukan deadline dari 1 Juni.

Crystal Palace pun merasa dirugikan lantaran baru mengantongi tiket Eropa setelah menjuarai Piala FA di Mei, jauh setelah batas kepatuhan yang ditentukan.

Tetapi argumen itu ditolak Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA dan dikuatkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Tidak hanya Crystal Palace, klub asal Irlandia, Drogheda United, dan tim Slovakia, Dunajska Streda, juga disingkirkan dari Eropa karena permasalahan serupa.

Baca Juga:Gagal Uji Coba Kontra Kuwait, Erick Thohir Curiga Ada Sabotase dan Bawa Masalah ke AFCKim Kurniawan Resmi Jadi Manajer PSS Sleman, Gantikan Peran Leonard Tupamahu

Kondisi tersebut memicu diskusi serius pada level eksekutif UEFA tentang perlunya revisi regulasi, walau belum jelas jalan keluarnya. Pembahasan masalah itu dijadwalkan masuk agenda rapat Komite Eksekutif UEFA di Tirana bulan depan.

Dikabarkan UEFA mengubah tenggat karena 1 Juni terlalu dekat dengan kualifikasi. Namun masih menuntut klub mengubah struktur kepemilikan di tengah musim, hanya dengan kemungkinan lolos ke Eropa,

Dalam permasalahan ini, Nottingham Forest malah diuntungkan. Klub Premier League itu naik level ke Liga Europa menggantikan Crystal Palace.

Sang pemilik Nottingham Forest, Evangelos Marinakis sempat menaruh saham Forest dalam blind trust agar tidak berbenturan dengan Olympiakos bila keduanya masuk Liga Champions.

0 Komentar