Sarkasme publik pun bermunculan. Selama berhari-hari masyarakat bertanya-tanya, bagaimana bisa lima orang terbunuh tanpa ada yang tahu? Bagaimana tetangga tak mencium gelagat aneh? Mengapa harus menunggu sampai jasad ditemukan terkubur? Kini semua pertanyaan itu sedikit terjawab—setidaknya pelaku tak lagi bebas berkeliaran.
Paoman yang biasanya tenang kini jadi titik luka. Rumah nomor 52 di Jalan Siliwangi bukan lagi sekadar tempat tinggal, tapi monumen kelam pembantaian. Warga sekitar masih bergidik, apalagi mengingat dua korban adalah anak kecil.
Namun, pengungkapan kasus ini memberi harapan. Polisi menunjukkan bahwa sebrutal apapun upaya pelaku menutupi jejak, hukum tetap lebih cerdas. Tak ada kejahatan yang benar-benar sempurna.
Baca Juga:Iklan Terbaru Shopee 9.9 Super Shopping Day Makin Seru Bareng Hearts2Hearts, Wajib Nonton!Hasil Akhir Turki Vs Spanyol 0-6! Turki Dipermalukan di Kandang, Tapi Kiper Turki Jadi Pemain Paling Menonjol!
Penangkapan pelaku hanyalah awal. Publik menuntut lebih: siapa dia, apa motifnya, dan hukuman apa yang pantas untuk seorang pembunuh lima nyawa sekaligus. Hukuman mati? Seumur hidup? Semua opsi kini terbuka.
Yang jelas, masyarakat tak lagi bisa ditipu. Mereka ingin jawaban gamblang. Mereka ingin melihat pelaku diadili, bukan sekadar ditahan. Mereka ingin memastikan tragedi semacam ini tak lagi terulang di tanah Indramayu, Jawa Barat, atau di mana pun di Indonesia.
Kasus pembunuhan Haji Sahroni sekeluarga akhirnya terungkap. Pelaku sudah ditangkap, diperiksa, dan tinggal menunggu proses hukum. Kapolda Jabar, Ditreskrimum, Polres Indramayu, dan Satreskrim pantas mendapat apresiasi atas kerja cepat mereka.
Namun, meski misteri sudah terjawab, amarah publik belum padam. Bagaimana mungkin ada manusia yang tega membantai keluarga sendiri, termasuk anak kecil dan bayi, lalu menanam jasadnya di tanah halaman rumah?
Kini bola ada di tangan aparat penegak hukum. Publik menanti sidang, menanti hukuman, menanti keadilan. Satu hal yang pasti: pelaku boleh saja ditangkap, tapi luka Indramayu akan terus membekas dalam sejarah.