RADARCIREBON.TV – Jika sepak bola punya definisi tentang pembantaian kejam, maka apa yang terjadi di stadion Turki saat menjamu Spanyol tadi malam adalah kamus hidupnya. Bayangkan, enam gol bersarang ke gawang mereka. Enam! Dan itu terjadi di kandang sendiri, di hadapan ribuan suporter yang awalnya datang dengan penuh semangat, namun pulang dengan wajah muram dan perasaan hancur.
Turki bukan sekadar kalah. Mereka dipermalukan, direndahkan, dan dihajar habis-habisan oleh Spanyol yang bermain seperti mesin penghancur tanpa belas kasihan. Arda Güler, simbol harapan baru negeri itu, tak lebih dari hiasan di tengah reruntuhan tim yang tak berdaya.
Pertandingan baru berjalan enam menit, Turki sudah merasakan tamparan pertama. Pablo González, nama yang mungkin akan menghantui mimpi buruk Uğurcan Çakır, dengan tenang membuka pesta gol Spanyol. Stadion langsung senyap, hanya tersisa suara sorakan pendukung tim tamu yang membahana.
Baca Juga:Cara Nonton TV, Link Streaming Turki Vs Spanyol: Duel Anak Ajaib, Arda Güler Vs Lamine YamalBaru 18 Tahun, Lamine Yamal Ngaku Ngebet Rebut Ballon d’Or 2025!
Alih-alih bangkit, Turki justru makin kacau. Pada menit ke-22, Mikel Merino menambahkan luka dengan gol kedua Spanyol. Pertahanan Turki? Jangan harap. Mereka seperti sekumpulan boneka kayu yang ditabrak badai. Menit ke-45+1, Merino kembali mencetak gol. Babak pertama ditutup dengan skor 3-0. Dan saat itu, para fans Turki sudah tahu: malam ini bukan tentang kemenangan, melainkan tentang menahan rasa malu.
Biasanya, tim yang tertinggal tiga gol di babak pertama akan mencoba melakukan perlawanan. Akan ada perbaikan, setidaknya ada tanda-tanda perlawanan hidup. Tapi tidak dengan Turki. Mereka kembali ke lapangan hanya untuk dijadikan bulan-bulanan.
Menit ke-53, Ferran Torres menambah penderitaan. Menit ke-57, Merino melengkapi hattrick dengan gol ketiganya, dan pada menit ke-62, Pablo González kembali mengoyak gawang Çakır. Skor 6-0 terpampang di papan. Dan sejak saat itu, publik tahu: ini bukan sekadar pertandingan, ini eksekusi publik.
Spanyol bahkan terlihat seperti menahan diri setelah gol keenam. Jika mereka mau, angka di papan skor bisa mencapai dua digit. Tapi mungkin, dari rasa iba, mereka cukup puas membiarkan Turki bernapas dalam sisa pertandingan.