RADARCIREBON.TV – Misteri berdarah pembunuhan Haji Sahroni (70) dan empat anggota keluarganya akhirnya memasuki babak baru. Dengan tertangkapnya pelaku, bukan hanya siapa yang melakukannya terjawab, tapi juga pintu untuk mengungkap motif keji di balik pembantaian ini kini terbuka lebar.
Apa yang bisa mendorong seseorang mengeksekusi satu keluarga hingga menanam jasad mereka di bawah pohon nangka? Dendam, perebutan harta, atau sekadar nafsu iblis belaka? Semua kemungkinan kini ada di meja penyidik.
Kabar penangkapan pelaku diumumkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Melalui akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, ia menyampaikan rasa terima kasih atas kerja cepat kepolisian yang berhasil membongkar kasus yang membuat Indramayu lumpuh dalam ketakutan.
Baca Juga:Gubernur Jawa Barat : Pembunuh Keluarga Sahroni Sudah Tertangkap!Rumah Ahmad Sahroni Digeruduk Massa: Mobil Mewah Hingga Barang Dijarah
“Saya sampaikan bahwa pertama saya mengucapkan terimakasih pada pak Kapolda Jabar, Direskrimum Polda Jabar dan seluruh jajaran, Kapolres Indramayu dan Satreskrim Polres Indramayu atas pengungkapan pembunuh keluarga Sahroni,” tegas Dedi, Senin (9/9/2025).
“Hari ini dilakukan penangkapan dan pemeriksaan. Semoga pelaku pembunuhan mendapat hukuman yang setimpal dari perbuatan yang dia lakukan,” lanjutnya.
Kalimat itu sederhana, tapi mengandung sinyal tegas: misteri sudah terkuak. Pelaku kini tidak bisa lagi bersembunyi, dan motifnya siap dibedah satu per satu.
Kasus ini bermula dari penemuan jasad lima orang anggota keluarga di Jalan Siliwangi Nomor 52, Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Senin (1/9/2025). Mereka adalah Haji Sahroni, anaknya Budi Awalludin (43), menantunya Euis Juwita Sari (37), cucunya Ratu (7), dan seorang bayi berusia delapan bulan. Semua ditemukan terkubur di belakang rumah, tepat di bawah pohon nangka.
Kematian mereka tak hanya meninggalkan duka, tapi juga pertanyaan besar. Siapa pelakunya, dan apa alasannya? Membunuh bayi takkan pernah bisa dicari pembenarannya. Membantai anak kecil jelas tak punya motif logis. Inilah mengapa publik sejak awal meyakini: pelaku bukan sekadar manusia biasa, tapi manusia berhati binatang.
Tekanan publik memaksa aparat bergerak kilat. Polres Indramayu bersama Ditreskrimum Polda Jawa Barat menyisir jejak, menggali keterangan saksi, dan mengurai setiap detail dari lokasi kejadian. Tak butuh waktu lama, pelaku akhirnya berhasil diciduk.