Polisi Tangkap I dan R, Terkait Pembunuhan Sahroni

Pemakaman Sahroni
Pemakaman Sahroni dan keluarga di Indramayu Foto : Burhanudin
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Tabir gelap tragedi pembantaian keluarga Haji Sahroni di Indramayu akhirnya mulai tersingkap. Bukan lagi sekadar misteri yang jadi bisik-bisik warung kopi, polisi resmi telah menangkap pelaku. Dan bukan satu orang, melainkan dua.

Kabar itu bukan sekadar desas-desus, tapi diakui langsung oleh keluarga korban. Zulhervi (56), kerabat Haji Sahroni, memastikan ada dua pelaku dengan inisial T dan R yang sudah diciduk aparat.

“Tadi malam jam 1 (Senin dini hari, 8 September 2025) sudah ada kabar penangkapan dari polisi,” kata Zul dikutip dari radarindramayu.id.

Baca Juga:Ini Dugaan Motif Pembunuhan Keluarga Sahroni, Bakal Segera Dibuka Pasca Penangkapan PelakuGubernur Jawa Barat : Pembunuh Keluarga Sahroni Sudah Tertangkap!

Kedua pelaku, kata Zul, ditangkap di Jakarta. Bahkan, informasi awal keberadaan mereka justru datang dari keluarganya sendiri. “Awalnya (polisi) tahu mereka (T dan R) ada di Jakarta itu dari Vina (anak saya),” ujar Zul, yang merupakan suami Rohema, keponakan almarhum Haji Sahroni.

Yang membuat darah mendidih, para pelaku ternyata bukan orang asing. Mereka mengenal korban, terutama Budi (43), anak Haji Sahroni. Relatif dekat, cukup akrab, tapi justru tega berubah jadi algojo. Membunuh, lalu mengubur korban bersama anak kecil dan bayi di halaman rumah, tepat di bawah pohon nangka.

Apa motifnya? Ekonomi, dendam, atau perebutan harta? Polisi kini tengah mengupasnya. Tapi publik sudah terlanjur yakin: tak ada alasan waras untuk membantai bayi delapan bulan. Motif apapun hanyalah pembenaran murahan.

Penangkapan ini juga dikonfirmasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, lewat akun Instagram resminya. Ia berterima kasih pada Kapolda Jabar, Direskrimum, hingga Satreskrim Polres Indramayu atas kerja cepat mereka.

“Hari ini dilakukan penangkapan dan pemeriksaan. Semoga pelaku pembunuhan mendapat hukuman yang setimpal dari perbuatan yang dia lakukan,” tegas Dedi, Senin (9/9/2025).

Kalimat singkat tapi penuh tekanan. Negara hadir, setidaknya dalam bentuk jerat hukum. Pelaku boleh sembunyi di Jakarta, tapi mata hukum lebih tajam dari apapun.

Detail operasi polisi memang belum dibuka. Namun penangkapan dini hari di Jakarta itu jadi penanda bahwa pelarian sekuat apapun pasti runtuh. Inisial T dan R yang awalnya berani menanam lima jasad sekaligus, kini justru ditanam dalam-dalam oleh rasa takut menghadapi jeruji besi.

0 Komentar