Prabowo Resmi Tunjuk Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menteri Keuangan: Jaga Fiskal, Harus Jadi Rem Tangan Prabowo

Purbaya Yudhi Sadewa
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa Foto : Ig Purbayayudhi
0 Komentar

Ia pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, wajahnya terpampang di forum G20, dan setiap kali berbicara, pasar mendengar. Singkatnya, Sri Mulyani adalah brand yang membuat kreditor percaya dan investor merasa tenang.

Kini, brand itu hilang dari kabinet Prabowo. Digantikan Purbaya, yang meski mumpuni, tetap saja bukan nama dengan bobot internasional sekelas Sri Mulyani. Pertanyaannya: apakah Purbaya bisa menjaga kepercayaan pasar, menahan gejolak fiskal, sekaligus memenuhi janji-janji populis pemerintahan baru yang haus anggaran?

Purbaya akan menghadapi tantangan superberat. Pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5 persen, beban subsidi energi membengkak, dan utang pemerintah mendekati Rp 9.000 triliun. Di sisi lain, Prabowo membutuhkan banyak dana untuk proyek makan siang gratis, pembangunan IKN, hingga subsidi politik populis lainnya.

Baca Juga:Siapa Menteri yang Bakal Diganti, Sinyal Presiden Prabowo Reshuffle Kabinet Kian MenguatTanpa Hambar Pesta! Prabowo Ajak Masyarakat Umum Rayakan HUT ke-80 RI di Istana dengan Semangat Inklusif

Di sinilah potensi friksi muncul. Apakah Purbaya akan jadi “bendahara penurut” yang hanya menyetujui permintaan anggaran, atau ia berani meniru gaya Sri Mulyani: berani menolak sekaligus mengingatkan Presiden? Jika memilih jalan pertama, ia akan cepat populer di lingkar kekuasaan namun mungkin membahayakan APBN. Jika jalan kedua, siap-siap masuk daftar “menteri keras kepala” yang tak bertahan lama.

Publik berharap banyak. Pengusaha ingin stabilitas, rakyat ingin harga-harga terkendali, sementara politisi ingin programnya didanai. Semua mata kini tertuju pada Purbaya. Apakah ia bisa menjembatani kepentingan yang seringkali bertolak belakang?

Satirnya begini: Sri Mulyani sering dikritik karena “terlalu pelit” mengucurkan anggaran. Tapi justru karena itulah ia dihormati. Sementara Purbaya, yang baru duduk, bisa saja tergoda untuk tampil sebagai “menteri dermawan” dengan membuka keran belanja lebar-lebar. Jika itu terjadi, jangan heran jika defisit jebol dan rupiah kembali berjoget di hadapan dolar.

Pada akhirnya, publik hanya bisa menunggu. Apakah Purbaya Yudhi Sadewa mampu membuktikan diri sebagai Sri Mulyani baru, atau justru hanya jadi catatan kaki dalam sejarah panjang Menteri Keuangan Indonesia.

Satu hal pasti: kursi ini bukan kursi empuk. Kursi Menteri Keuangan adalah kursi panas yang bisa membakar karier politik siapa saja. Sri Mulyani bertahan dengan reputasi globalnya. Purbaya baru memulai. Mari kita lihat seberapa kuat ia bertahan.

0 Komentar