Saat Garuda Terbungkam: Benteng Kokoh Lebanon Sukses Redam Serangan Indonesia

Timnas Indonesia
Dominasi bola dan serangan tanpa arah menjadi catatan kontras menjelang babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Foto: Ig timnasindonesia/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Dalam pertandingan uji coba internasional FIFA Matchday yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Timnas Indonesia kembali gagal mencetak gol dan dipaksa bermain imbang 0-0 menghadapi Lebanon.

Dominasi bola dan serangan tanpa arah menjadi catatan kontras menjelang babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Dominasi Tanpa Hasil

Sejak wasit meniup peluit pertama, Timnas Indonesia tampil agresif dan mendominasi jalannya pertandingan dengan ball possession mencapai 81%, sebuah angka tinggi yang menunjukkan penguasaan bola dan kontrol permainan yang kuat.

Baca Juga:Media Lebanon Sindir! Timnas Indonesia Disebut ‘Didikan Belanda’Garuda Muda Mengamuk! Indonesia U-23 Bantai Makau 5-0 di Kualifikasi Piala Asia

Namun angka tersebut tidak sebanding dengan efektivitas serangan dari sembilan tembakan yang dilepaskan, tak satupun mengarah ke gawang Lebanon.

Pertahanan Lebanon yang Tersolid

Pelatih Patrick Kluivert memberi penilaian yang realistis terhadap hasil tanpa gol tersebut. Ia menyebut rapatnya formasi pertahanan Lebanon sebagai penyebab utama ketidakproduktifan lini depan Indonesia.

“Mereka menumpuk banyak pemain di area penalti,” ujar Kluivert, yang menyiratkan adanya kesulitan menembus blok pertahanan rapat. Menghadapi pertahanan yang kuat seperti itu, kreativitas menyerang menjadi kunci yang harus segera diasah.

•Kepercayaan Diri, Permainan Rapi, Finishing yang Mengecewakan

Meski gagal meraih kemenangan, Kluivert menyatakan rasa puasnya terhadap gaya permainan anak asuhnya. Ia menekankan bahwa kepercayaan diri adalah fondasi penting yang telah dibangun tim, terutama setelah pesta gol 6-0 atas Chinese Taipei beberapa hari sebelumnya.

Rapor terbaru juga menyoroti bahwa susunan tim kini lebih terkonsentrasi dan rapi, termasuk adaptasi posisi pemain seperti Calvin Verdonk sebagai gelandang bertahan dan Kevin Diks yang bergeser menjadi stoper.

Namun finishing tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Kehadiran striker seperti Mauro Zijlstra tidak banyak membantu pada babak pertama, dan upaya tanpa striker murni di babak kedua juga tak membuahkan hasil.

Baru menjelang akhir laga, kehadiran Ramadhan Sananta memberikan sedikit harapan dengan kontribusi energik di lini depan.

~Perspektif Jay Idzes

Baca Juga:Italia Terancam Gagal Lagi ke Piala Dunia 2026! Tantangan Konsistensi dan Krisis MomentumStarting XI Free Agents Kelas Eropa: Termasuk Gelandang Keturunan Indonesia yang Siap Bersinar Kapan Saja

Kapten tim, Jay Idzes, menggambarkan pertandingan sebagai momen yang baik untuk belajar. Ia menyebut Indonesia hanya kurang beruntung saja di sepertiga akhir, dan bahwa meskipun mereka menguasai jalannya laga, hasil yang didapat terasa mengecewakan.

0 Komentar