RADARCIREBON.TV – Di dunia sepak bola, ada momen yang terasa seperti cambukan keras ke wajah pahit, panas, dan membuat siapa pun yang mengalaminya ingin segera menghapus memori itu.
Bagi Venezuela, malam kualifikasi Piala Dunia 2025 di zona Conmebol adalah salah satunya. Mereka dipermalukan di hadapan publik sendiri, dibenamkan Kolombia dengan skor 3-6. Dan biang keroknya bukanlah James Rodríguez, bukan pula Luis Díaz, melainkan sosok yang mungkin baru mulai mereka kenali: Luis Javier Suárez, pria 27 tahun yang malam itu mengubah stadion menjadi panggung eksekusi.
Empat gol. Ya, quatrick. Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi sebuah tim nasional selain dijadikan lumbung oleh striker yang bahkan beberapa bulan lalu masih dianggap “pemain papan dua” di Spanyol. Venezuela pasti ingin menelan ludah getirnya, karena Suárez tak sekadar mencetak gol, ia menancapkan belati ke jantung mereka, lalu memutarnya dengan dingin.
Baca Juga:Sepak Bola Malam Ini! Jadwal Super Lengkap 7-8 September 2025: Duel Panas WCQ 2026 hingga Kings CupCatat! Jadwal Jerman vs Irlandia Utara WCQ 2026 Eropa Tayang Senin Dini Hari dan Link Live Streaming
Sejak Viktor Gyökeres hengkang ke Arsenal, Sporting dianggap kehilangan “mesin pencetak gol” paling berbahaya di Eropa. Klub Portugal itu panik, publik mencibir, media menuding manajemen Sporting akan goyah. Namun, kemudian datanglah Suárez dari Almería pada 27 Agustus 2025, dengan mahar 22,2 juta poundsterling.
Awalnya, banyak yang menertawakan. Membeli striker dari tim yang terjun bebas di La Liga? Apa istimewanya? Ternyata Sporting tahu apa yang mereka lakukan. Suárez bukan sekadar “tambalan darurat”, ia adalah upgrade dengan amunisi dendam. Selama membela Almería di kasta kedua Spanyol, ia mencetak 27 gol di La Liga 2 dan 4 gol di Copa del Rey—angka yang mungkin dianggap remeh oleh penggemar klub-klub papan atas, tapi cukup untuk membuat mata Sporting melirik.
Kini, dalam lima laga pertamanya bersama Sporting, Suárez sudah menyumbang dua gol dan dua assist. Itu pun baru permulaan. Performanya bersama tim nasional Kolombia membuktikan satu hal: Gyökeres mungkin pergi ke Premier League, tapi Sporting menemukan penggantinya yang tak kalah bengis.